Kupi Beungoh
Pekerja China dan Jejak Laksamana Cheng Ho di Aceh
Dalam ekspedisi itu Cheng Ho membawa hampir seribu jamaah muslim dari berbagai kemahiran ilmunya masing-masing di antaranya:
Laksamana yang alim ini membawa pasukan yang mayoritas muslim, guna membantu rakyat Pasai bila ada kekurangan dalam membangun negeri Islam pertama di Nusantara ini.
Berdasarkan catatan sejarah, Cheng Ho berlabuh di Pasai pada tahun 1414 Masehi.
Namun tidak diketahui secara pasti berapa lama sang diplomat ini berada di Kerajaan Pasai dalam misi memperdalam ilmu pengetahuan tentang Islam.
• Napak Tilas Jejak Cheng Ho di Sabang
• Gesitnya Pelajar Aceh di Negeri Cheng Ho
Warisan jejak Cheng Ho di Aceh masih tersimpan baik hingga saat ini.
Di antaranya yang paling terkenal adalah lonceng raksasa yang yang dinamakan Lonceng Cakradonya.
Ini adalah cendera mata bertanda lambang keharmonisan dua kerajaan, Pasai dan Dinasty Ming.
Karena Cheng Ho merupakan petinggi militer dari Kerajaan Dinasty Ming.
Lonceng Cakradonya yang kini dipajang di halaman depan Kompleks Museum Aceh, di Banda Aceh adalah milik Kerajaan Pasai.
Lonceng ini kemudian menjadi milik Kerajaan di Aceh, setelah seluruh kerajaan di Aceh bergabung membentuk Kerajaan Aceh Darussalam.
Pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M), lonceng raksasa ini dibawa ke Bandar Aceh Darussalam (Banda Aceh sekarang).
Pada masa Sultan Iskandar Muda, lonceng Cakradonya dipakai sebagai alat pemanggil jika ada hal-hal darurat terjadi di laut.
Lonceng ini berada dalam kapal induk milik Kesultanan Aceh Darussalam.
Setelah perang Aceh dengan Portugis, lonceng ini dibawa ke darat dan ditempatkan di Kompleks bekas Istana Darud Dunya di sebelah Masjid Raya Baiturrahman.
Fungsinya pun berubah, dari semula sebagai kode jika ada darurat, kemudian jadi alat untuk memanggil orang salat dan penanda waktu berbuka puasa dan lainnya.
Kini warisan sejarah Lonceng Cakradonya dari Ma Ho yang berasal dari China ditempatkan disamping pintu gerbang Museum Negeri Aceh di Jalan Sultan Alaidin Mahmudsyah, tak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman.
