Berita Aceh Barat Daya
Simpati Mengalir, Satu Keluarga Mualaf Asal Tapanuli Senang Tempati Rumah Sementara di Aceh Selatan
Satu keluarga asal Tapanuli Selatan, Sumut yang masuk Agama Islam di Masjid At-Taqwa, Kecamatan Manggeng, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya)...
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Jalimin
Bantuan sebagai rasa simpati terhadap ibu bersama tujuh putrinya yang sudah mualaf itu dikatakan terus mengalir dari masyarakat, dan tokoh masyarakat, teramsuk pedagang.
“Ada yang menyerahkan bantuan kain, baju, pakaian anak-anak dan uang. Kami sangat berterima kasih,” ungkap Arbulan.
Pada Minggu hari tadi, juga ada sejumlah warga yang datang membantu, antara lain dari Tapaktuan, Aceh Selatan dan Blangpidie Abdya. “Tadi, ada datang menyerahkan bantuan uang dalam amplop dari Abdya Mengaji,” kata Arbulan.
Sebagai catatan Arbulan yang saat ini menjadi pendamping adiknya yang baru mualaf sebenarnya masih tercatat sebagai warga Desa Padang, Kecamatan Manggeng, Abdya.
• Pohon Tumbang Timpa Kabel Listrik dan Pagar Rumah di Darussalam, Aceh Besar, BPBD Turunkan Tim
• BREAKING NEWS - Anak Umur Tiga Tahun Tenggelam di Sungai Singkil, Begini Kronologisnya
Selama hampir enam tahun terakhir, Arbulan bersama istri, Syamsidar dan dua anaknya, Saumi Rahmadani, siswi kelas III SMP dan M Thavid siswa kelas I SMP di Manggeng, menempati pondok berukuran sekitar 2,5 meter x 6 meter lokasi di pinggir Jalan Nasional.
Gubuk tidak layak sebagai tempat tinggal itu berdiri di atas sisa tanah berem Jalan Nasional yang diapit saluran irigasi berseberangan dengan tanah milik almarhum Teuku Jakfar.
Lokasi gubuk tersebut di Dusun Ujong Blang, Desa Kuta Trieng (Kuburan Syahid), Kecamatan Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan atau kawasan perbatasan dengan Kabupaten Abdya.
Arbulan mengaku sudah mengurus sudah pindah dari Desa Padang, Manggeng ke daerah asal istrinya di Desa Tengah, jujga masih wilayah Kecamatan Manggeng, Abdya.
Arbulan mengatakan kalau adiknya (Fatimah) bersama tujuh putrinya berharap tinggal tidak jauh-jauh dari tinggal dengan tempat tinggal dirinya.
“Sebagai warga baru, dia (Fatimah) ingin tinggal tak jauh dari saya. Sementara saya sendiri juga juga tak punya rumah tempat tinggal di Abdya,” katanya.
Masih menurut Arbulan, suami Fatimah bersama anak nomor 5 yang laki-laki segera menyusul di Labuhan Haji, Aceh Selatan dengan tujuan mengucapkan kalimat syahadat.
Rencana sang suami bernama Eti Sama Gea dan anaknya yang laki-laki (Yusafat Gea) bertolak ke Aceh pada hari Senin ini, namun terkendala mengurus surat pindah sekolah anaknya, Yusafat Gea dari salah satu SMP di Padang Sidempuan,Tapanuli Selatan.
“Pihak sekolah meminta uang pindah sebesar Rp 300.000. Mana ada uang dia, sementara biaya transportasi ke Aceh saja sulit dipenuhi,” ungkap Arbulan.(*)
• Honda Fokuskan Motor Premium di India, Retro Klasik 400cc
• Cari Anak Tenggelam di Sungai Singkil, Warga Nekat Menyelam di Malam hari
• Gerakan Neo-Nazi Susupi Kepolisian Jerman, 29 Polisi Terpergok Bagikan Foto Hitler dan Swastika