Berita Kutaraja

Covid-19 Semakin Meningkat, LSM Minta Pemerintah Aceh Segerakan 1 Juta Swab Test PCR Gratis

LSM Geumaseh beranggapan, format ’3T‘(Testing, Tracking, Treatment) merupakan hal terpenting dalam konsep penanganan wabah Covid-19.

Penulis: Subur Dani | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
Faidhil, Ketua LSM Geumaseh 

Laporan Subur Dani | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Meningkatnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Aceh dalam beberapa bulan terakhir, cukup mengkhawatirkan sejumlah pihak.

Menurut LSM Geumaseh, hal ini terjadi tidak terlepas dari kurangnya efektivitas serta efesiensi konsep penanganan Covid-19 dari pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif.

LSM Geumaseh beranggapan, format ’3T ‘(Testing, Tracking, Treatment) merupakan hal terpenting dalam konsep penanganan wabah Covid-19. Oleh sebab itu, dalam penanganan virus corona, pemerintah harus konsen terhadap 3 hal tersebut.

"Kita mendorong Pemerintah Aceh agar sesegera mungkin melakukan 1 juta swab test PCR gratis di Aceh bagi siapa pun, baik hasil tracking atau keinginan sendiri,” kata Faidhil Ketua Umum LSM Geumaseh, Rabu (23/8/2020).

“Karena semakin besar jumlah tes, maka semakin besar pula peluang penemuan kasus terkonfirmasi," lanjutnya.

Cek Disini untuk Lihat Pengumuman Kartu Prakerja Gelombang 9 dan Prediksi Dibukanya Gelombang 10

Rekaman CCTV, Fokus Terhadap Ponselnya, Perempuan Ini Tabrak Seseorang yang Ternyata Mertuanya

Rektor Unsyiah: Kualitas Pendidikan Siswa Aceh Terendah Nasional, Tamparan Keras bagi Semua Pihak

Dengan demikian, terang dia, semakin cepat pula penanganan langkah selanjutnya untuk memutus mata rantai penularan.

Ia memaparkan, selain ‘3T’ tersebut, LSM Geumaseh meminta agar berbagai upaya yang dilakukan untuk mengubah perilaku masyarakat sehingga patuh terhadap protokol kesehatan juga menjadi prioritas utama yang harus dijalankan.

"Komunikasi perubahan perilaku harus diutamakan sebagai upaya preventif. Harus fokus, jangan kemudian membuat program yang orientasinya bukan sebagai upaya preventif bagi masyarakat, tapi hanya sekedar untuk proses realisasi anggaran semata," lanjut Faidhil.

Pihaknya melihat, belum ada konsep yang terstruktur dari Pemerintah Aceh dalam penanganan menghadapi pandemi Covid 19.

Hal tersebut terlihat dari program penanganan Covid-19 selama ini yang terkesan seperti hanya seremonial saja.

Arab Saudi Buka Lagi Ibadah Umrah, Kemenag Prioritaskan 34 Ribu Jemaah yang Gagal Berangkat

Donald Trump Mengecam China, PBB Memperingatkan Bakal Terjadi Perang Dingin

Makin Panas, China Berencana Bakal Serbu Taiwan pada 3 November 2020, Siap-siap Perang Dunia?

"Pemerintahan Aceh baik eksekutif maupun legislatif seperti tidak konsen, masih belum terstruktur dan masif, terus-terusan mempertontokan konflik kepentingan antar lembaga,” kritik dia.

“Hasilnya, ya seperti yang kita rasakan saat ini masyarakat dan tenaga kesehatan yang terus menerus menjadi korban," ujarnya.

Geumaseh berharap, agar pemerintah bisa menghentikan sementara memperlihatkan konflik kepentingan pribadi dan kelompok, supaya bisa lebih fokus terhadap penanganan wabah pandemi Covid-19.

"Kita berharap Pemerintahan Aceh simpan dulu kepentingan di luar masalah Covid-19, fokus dan bergandengan tangan dengan berbagai pihak agar metode komunikasi perubahan perilaku bisa tercapai,” sarannya.

“Kalau tidak demikian, maka dalam waktu dekat Aceh bisa dipastikan akan membutuhkan Rumah Sakit Darurat Covid-19 untuk menampung korban yang berjatuhan," pungkas Faidhil.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved