Sejarah Kedatangan Pengungsi Rohingya di Aceh, Terusir dan Menjadi Etnis Paling Teraniaya di Dunia

Meski telah tinggal puluhan hingga ratusan tahun di Rakhine, orang-orang Rohingya ini tidak pernah diakui sebagai warga negara oleh Pemerintah Myanmar

Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Faisal Zamzami
SERAMBINEWS.COM/ZAKI MUBARAK
Warga etnis Rohingya ditampung Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) di Desa Meunasah Mee, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, September 2020. 

Mereka inilah yang saat ini ditampung di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) di Desa Meunasah Mee, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe

Kedatangan para pengungsi Rohingya ke Aceh, mendapat perhatian dari masyarakat setempat, pemerintah setempat, pemerintah provinsi dan pusat, lembaga PBB (UNHCR), dan lembaga kemanusiaan lainnya.

Banyak cerita mengenai tragedi yang terjadi pada warga Rohingya itu.

Ribuan pengungsi itu tiba ke daratan Aceh dengan perahu-perahu kayu yang beriskan ratusan orang.

Bahkan banyak di antara mereka yang tak sampai ke daratan, meninggal dan dikuburkan di laut lepas.

Berdasarkan cacatan yang berhasil terhimpun dari berbagai sumber, persoalan Migran Rohingya sepertinya tidak kunjung selesai, dari puluhan tahun yang lalu, mereka sudah hidup terlunta-lunta.

Para pengungsi itu nampaknya mencari negara ketiga untuk ditepatin, bahkan beberapa diantara mereka kini banyak yang sukses berada di negara ketiga.

Berikut data pengungsi Rohingya masuk ke Aceh dari tahun ke tahun yang SerambiWIKI.com himpun.

- Januari 2009, sebanyak 193 pengungi Rohingya terdampar di Sabang, Para pengungsi tersebut ditampung di kamp pengungsian TNI AL di sana.

- Februari 2009, sebanyak 198 pengungsi Rohingya terdampar Idi Aceh Timur.

- Februari 2013, sebanyak 127 pengungi Rohingya terdampar di lepas pantai kawasan Cot Trueng, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara.

Mereka dievakuasikan ke Meunasah desa setempat. Dari 127 etnis Rohingya itu 6 diantaranya wanita dan 2 orang anak-anak.

- Mei 2015, sekitar 800 orang pengungsi Rohingya mendarat di pantai Langsa, bagian timur Provinsi Aceh. Pengungsian ini merupakan rombongan kedua yang mendarat di wilayah Indonesia.

- Januari 2018, sebanyak 79 orang etnis Rohingya terdampar di pantai Kuala Raja, Kecamatan Kuala, Bireuen sekitar pukul 14:00. Mereka terdiri dari 44 laki-laki, 27 perempuan, dan 8 anak-anak.

Para pengungsi tersebut dievakuasi sementara ke Gedung Sanggar Kegiatan (SKB) Cot Gapu, Bireuen.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved