Berita Luar Negeri
Anak Lompat dari Lantai 5 Gedung Sekolah, Setelah Ditampar Ibunya di Depan Teman Sekelas
Seorang remaja 14 tahun di Wuhan melompat hingga meninggal dari lantai 5 gedung sekolahnya, setelah ibunya menamparnya di depan teman-teman kelasnya.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Menjadi orang tua mungkin bukan hal yang mudah, tapi metode pengasuhan dengan cara memarahi anak di depan umum bukanlah hal yang baik.
Sebagian orang tua pernah memarahi anaknya di tempat umum. Alasannya pun bisa berbagai macam.
Tak jarang ketika memarahi anak di depan umum, para orang tua seringkali melontarkan kata-kata kasar, sambil menunjuk atau melakukan kekerasan fisik seperti mencubit atau menjewernya.
Namun, apakah orang tua mengetahui dampak buruk dari memarahi anak di depan umum?
Merasa kesal terhadap kesalahan yang anak dilakukan di depan umum merupakan hal wajar.
Namun ada baiknya tidak melimpahkan kekesalan tersebut di depan orang banyak.
• Hakim Cantik dan Seksi Ini Tak Segan Berfoto Panas Lalu Upload di Instagram: Ini Postingannya
Seperti baru-baru ini, seorang anak laki-laki di China mengalami hal tragis setelah orang tuanya memarahinya di depan umum, lapor China Press, Kamis (24/9/2020).
Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun di Wuhan melompat dari lantai 5 gedung sekolahnya hingga meninggal.
Ia melakukan aksi berbahaya itu setelah ibunya menamparnya di depan teman-teman sekelasnya.
Ternyata remaja itu sedang bermain poker dengan teman sekolahnya ketika mereka ditemukan oleh pihak sekolah.
Orang tua mereka dipanggil sementara mereka diminta berdiri di koridor sebagai hukuman.
Ketika ibu anak laki-laki itu tiba, dia sangat marah sehingga dia menghadapinya di koridor, kemudian menamparnya.
Ibunya dikawal oleh seorang guru sementara bocah itu dilaporkan berdiri di tempatnya dengan tenang selama tiga menit sebelum dia melompat.
• Baju Terlilit Rantai Sepmor hingga Terjatuh, Seorang Ibu Rumah Tangga di Aceh Utara Meninggal
Dia segera dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal pada jam 9 malam.
Sementara beberapa netizen mengkritik bocah itu karena terlalu 'rapuh'.
Semntara warganet lainnya mengkritik bahwa orang tua harus mempertimbangkan kesejahteraan emosional dan psikologis anak-anak mereka.
• Setelah Muslim Uighur, China Mulai Tekan Muslim Utsul di Hainan, Larang Penggunaan Jilbab
Terutama ketika kesalahan dibuat di depan umum dan meminta masyarakat umum untuk menempatkan diri mereka di sepatu anak laki-laki.
Dampak yang dapat ditimbulkan dari memarahi anak di depan umum
Berikut adalah dampak yang dapat ditimbulkan dari memarahi anak di depan umum, seperti dilansir dari sDinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar:
Tahukah Anda, memarahi anak terutama di depan umum dapat berakibat buruk terhadap perkembangan mental dan kejiwaan sang anak.
Dampak buruk yang diterimanya saat kecil biasanya akan terbawa hingga dewasa kelak.
Ketahui dampak buruk yang bisa ditimbulkan pada psikologis anak ketika Anda memarahinya di depan umum.
Anak Akan Menjadi Tidak Percaya Diri Dan Tidak Berani Berekspresi
Ketika sedang berjalan-jalan di tempat umum, tak jarang anak-anak melakukan hal yang diluar kendali.
Entah karena ingin diperhatikan oleh banyak orang atau hanya keingintahuannya terhadap suatu hal sehingga melakukan sesuatu yang membuat Anda geleng-geleng kepala.
• Setelah Gandeng Selena Gomez, BLACKPINK Kolaborasi Bareng Rapper Amerika Serikat Cardi B
Tak jarang orang tua yang kesal, lantas segera memarahinya engan nada bicara yang tinggi dan mencubitnya.
Ketika dimarahi di depan banyak orang, bukan hanya perasaan sedih yang dirasakan tapi juga malu dan takut karena banyaknya orang-orang yang memperhatikan.
Rasa malu ini dapat berakibat anak menjadi tidak percaya diri dan tidak berani berekspresi ketika melakukan kesalahan di kemudian hari karena takut akan dimarahi lagi oleh orang tua.
Mengingat Terus Kata Kasar Yang Diucapkan Orangtua
Memori anak-anak adalah yang paling baik. Pada saat masih usia belia, anak-anak akan mudah mengingat dan menyerap apa yang dilihat dan didengarnya.
Ingatan tersebut akan terbawa terus sampai ia dewasa.
Ketika Anda secara tak sadar berkata, “Dasar Anak Bodoh!” atau “Dasar tidak berguna!”.
Efek yang akan terjadi pada anak Anda ialah ia merasa yakin bahwa dia adalah anak yang benar-benar bodoh atau tidak berguna karena perkataan tersebut datang langsung dari orang tuanya.
Bukan tidak mungkin, anak Anda akan meniru perbuatan dan perkataan buruk yang Anda lakukan sehingga bukan tidak mungkin ketika sudah besar, ia akan akan memarahi dan berakata kasar orang yang melakukan kesalahan terhadap dirinya.
• Dua Tapir Ditabrak Mobil Saat Menyeberang Jalan, Satu Mati dan Satu Lagi Luka-luka
Menimbulkan Sifat Keras Dan Egois Pada Anak
Perilaku memarahi anak di depan umum yang kerap dilakukan orang tua akan menimbulkan sikap keras terhadap anak.
Bila dilakukan secara terus-menerus, anak akan menjadi pribadi yang memberontak dan keras karena merasa tidak disayangi oleh kedua orang tuanya.
Kepercayaannya terhadap lingkungan sekitar dan orang lain perlahan menghilang, hal ini mengakibatkan dirinya memiliki sifat yang arogan dan cuek terhadap kondisi di sekelilingnya.
Sikap seperti ini tentunya akan menyebabkan kesulitan dalam bersosialisasi terhadap orang lain di masa yang akan datang.
Tidak Hormat Pada Orangtua
Seringnya orang tua memarahi anak di depan umum bukan tidak mungkin akan menimbulkan rasa benci yang amat mendalam pada orang tua.
Karena si anak merasa malu dibentak oleh orang tua di depan orang-orang yang tidak dikenalnya.
Ketika rasa benci tersebut tidak bisa dikendalikan sang anak, dan orang tua tidak menunjukan rasa kasih sayang, anak-anak akan kehilangan rasa hormatnya pada orang tua dan memiliki sikap acuh.
• Istri Hamil Tua Ditabrak di Depan Suami, Alami Keguguran Hingga Terbaring di Gubuk Bekas
Ketika Ingin Memarahi Anak Di Depan Umum, Ada Baiknya Mengingat Hal Ini
Anak-anak merupakan pribadi yang polos dan masih belum bisa membedakan apa yang salah dan benar untuk dilakukan.
Ketika Anda merasa jengkel akan perbuatan ulah anak Anda, usahakan selalu berpikir positif dan menganggap itu sebagai bagian dari ujian menjadi orang tua yang baik.
Ingat kembali alasan mengapa Anda membangun rumah tangga dengan pasangan.
Kesal terhadap kesalahan yang anak dilakukan di depan umum itu merupakan hal yang wajar.
Namun ada baiknya tidak melimpahkan kekesalan tersebut di depan orang banyak.
Hal ini hanya akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan psikologis anak.
Bukan hanya pribadinya yang akan terguncang, anak pun akan minder melakukan kegiatan sehari-hari karena dibayang-bayangi oleh kemarahan orang tua yang membekas di memorinya.
Pentingnya melatih kesabaran dan mengelola emosi pada anak. Ingat, anak sebagai karunia Tuhan yang paling indah, yang tidak semua pasangan suami-istri bisa memilikinya.(Serambinews.com/Firdha Ustin)
• UIN Ar-Raniry Gelar Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan 2020 Secara Daring