Luar Negeri
Anwar Ibrahim Diinterogasi Polisi, Tolak Serahkan Daftar Pendukungnya dan Sebut Pelecehan
Polisi Malaysia menginterogasi Anwar Ibrahim pada Jumat (16/10/2020), sedangkan pemimpin oposisi itu mengecam penyelidikan tersebut
SERAMBINEWS.COM, KUALA LUMPUR - Polisi Malaysia menginterogasi Anwar Ibrahim pada Jumat (16/10/2020), sedangkan pemimpin oposisi itu mengecam penyelidikan tersebut sebagai "pelecehan politik".
Politisi veteran itu bulan lalu mengumumkan dia telah mengumpulkan cukup dukungan dari anggota parlemen, untuk merebut kekuasaan dari koalisi Muhyiddin Yassin yang baru berusia tujuh bulan dan sedang goyah.
Pekan ini Anwar bertemu raja, yang menunjuk perdana menteri, untuk menyampaikan daftar pendukungnya meski banyak yang meragukan apakah benar dia mendapat dukungan.
Polisi lalu memanggil Anwar untuk diinterogasi, menyusul adanya komplain dari anggota parlemen yang namanya dimasukkan dalam daftar pendukung yang beredar online.
Eks wakil perdana menteri era Mahathir Mohamad itu mengatakan, polisi telah memintanya untuk menyerahkan daftar anggota parlemen, tetapi dia menolak dengan alasan hanya raja yang berhak melihatnya.
"Yang membingungkan adalah mereka meminta daftarnya," kata politisi berusia 73 tahun itu kepada wartawan.
"Ini adalah upaya para pakar politik untuk menindas saya - ini jahat, ini pelecehan politik," lanjutnya dikutip dari AFP.
Para petugas sedang menyelidiki Anwar berdasarkan dua undang-undang, yaitu melawan pernyataan yang ditujukan menimbulkan kekhawatiran publik dan menentang berbagi konten yang menyinggung.
Anwar mengklaim lebih dari 120 anggota parlemen mendukungnya untuk menjadi perdana menteri, dan raja akan bertemu dengan para pemimpin politik itu untuk mengecek klaimnya.
Seorang perdana menteri di Malaysia harus mendapat dukungan dari setidaknya setengah anggota parlemen yang total memiliki 222 kursi.
Jika Anwar berhasil merebut kekuasaan, itu akan menjadi akhir dari penantian 20 tahun dirinya akan posisi tersebut.
Dia menghabiskan bertahun-tahun di penjara atas tuduhan sodomi, tetapi dibebaskan pada 2018 setelah aliansi oposisinya, yang dipimpin Mahathir Mohamad, meraih kemenangan melawan rezim yang berkuasa lama.
Setelah pemerintahan mereka kolaps, Muhyiddin merebut kekuasaan tanpa pemilihan, tapi pemerintahannya hanya memiliki mayoritas dua kursi di parlemen dan sangat tidak stabil.
Baca juga: Anwar Ibrahim Kembali Dipanggil Polisi Malaysia, Ini Masalahnya
Baca juga: Anwar Ibrahim Temui Raja Malaysia Untuk Geser PM Muhyiddin Yassin dan Membentuk Pemerintahan Baru
Raja Malaysia Peringatkan Para Politisi
Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah pada Jumat (16/10/2020) meminta politisi dalam negeri untuk tidak menyeret negara ke dalam ketidakpastian politik dan mendesak mereka untuk menyelesaikan masalah melalui negosiasi dan proses konstitusional.