Viral Medsos
Digaji Rp 6 Juta Buat Jaga Warung, Pemilik Ungkap Banyak Pelamar Mundur Setelah Dijelaskan Ini
Digaji Rp 6 Juta Buat Jaga Warung, Pemilik Ungkap Banyak Pelamar Mundur Setelah Dijelaskan Ini. padahal Lowongan kerja makin sulit saat pandemi corona
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Baru-baru ini, sebuah iklan lowongan kerja tersebar dan menjadi viral di media sosial.
Iklan itu dipasang di depan sebuah warung nasi lemak di Sunway Mas, Malaysia.
Iklan yang mencari penjaga warung nasi lemak tersebut menawarkan gaji hingga 1.800 Ringgit (Rp 6,3 Juta) per bulannya.
Yang menjadikannya viral adalah, tawaran gaji yang dinilai oleh warganet terbilang cukup tinggi ditengah sulitnya mencari perkerjaan kala pandemi Covid-19.
“Bayaran yang ditawarkan lebih baik daripada beberapa pekerjaan start-up,” kata seorang warganet.
Dalam iklan lowongan pekerjaan itu, syarat pelamar harus warganegara Malaysia atau pemegang kartu izin tinggal tetap (KTP merah/biru).
Kemudian, pelamar merupakan seorang perempuan muslim, namun non-muslim juga dipersilahkan mendaftar.
Iklan lowongan pekerjaan itu pertama kali diunggah oleh pemilik warung di media sosial.
Baca juga: Viral Pria Berdiri di Samping Sepeda Motornya Saat Menunggu Lampu Lalu Lintas
Baca juga: VIRAL Kajari Jaksel Menjamu Makan 2 Jenderal Tersangka Kasus Djoko Tjandra, Ini Penjelasan Kejagung
Hariyanti Harun, sang pemilik warung memang menawarkan gaji sebesar 1.500 (Rp 5,3 juta) hingga 1.800 Ringgit (Rp 6,3 juta).
Namun ia mengatakan, dibalik gaji yang besar itu ada tanggung jawab yang harus dijalankan oleh si karyawan.
"Kami memang memberikan gaji seperti itu. Salah satu faktornya adalah karena pekerjaan mereka tidak hanya sekedar mengurus warung,"
“Tapi ada beban kerja lainnya, seperti ayam goreng dan menanak nasi yang setengah matang di warung,” katanya, dilansir dari The Vocket, Selasa (20/10/2020).
Baca juga: Pembunuh Kapal Induk Dikerahkan Dekat Taiwan, Rudal DF-17 China tak bisa Dilawan AS

Ia menambahkan, keputusan memberikan gaji besar tersebut juga diambil karena tugas yang diberikan tidak mudah untuk dilakukan.
Tak hanya sekedar menjaga dan memasak, Hariyanti mengungkapkan, pekerja juga dibebankan dengan jam kerja yang dimulai dari pagi hari.