Video
VIDEO - Kisah Seorang Pramugara Di-PHK karena Covid-19, Kini Banting Setir Jadi Tukang Pijat
Fahmi tidak menyangka dirinya menjadi salah satu staf di maskapai penerbangan yang layanannya harus dihentikan.
Penulis: Samsul Idris | Editor: Mursal Ismail
Yang paling berkesan nan mengharukan adalah, ketika Fahmi mendapat rezeki dari pekerjaannya itu berkesempatan untuk menjalankan ibadah haji bersama ibunya pada tahun 2019.
Meraih gelar Sarjana Fisioterapi di Universiti Teknologi Mara (UiTM) di Shah Alam, Selangor pada tahun 2014, Fahmi mengikuti saran ibunya untuk memulai kembali bekerja.
“Ibu juga yang paling banyak memberi saya dukungan selama masa sulit ini. Ibu bertanya mengapa tidak menggunakan keterampilan yang saya miliki dari belajar di universitas sebelumnya,” katanya.
Sang ibu selalu khawatir ketika sosok anaknya tersebut memberi kabar kalau hendak bertugas.
“Meski ibuku selalu menganggap karirku sebagai pramugara sangat berisiko tapi dia tetap mendorongku untuk tidak menyerah dan terus berusaha,” ucapnya.
Berkat ilmu sarjananya itu, Fahmi mengambil langkah dengan menempuh fisioterapi untuk evaluasi, pengobatan dan rehabilitasi.
Pemuda asal tanah Klang ini menuturkan, ia seharusnya sudah sedari dulu mulai menawarkan jasa terapi fisik atau pijat untuk menghasilkan pendapatan sampingan.
“Selain sebagai layanan fisioterapi, saya juga sudah memulai layanan perawatan wajah dari awal bulan (Oktober) ini. Sebelumnya saya sudah berlatih selama dua bulan terakhir ini,” ungkapnya.
“Saya menyadari dampak pandemi di industri penerbangan. Jam kerja saya juga menurun, memberi saya banyak waktu untuk kegiatan lain,” tambahnya.
Fahmi mengataan, dari pada dirinya duduk diam, lebih baik ia melakukan sesuatu karena tidak akan bisa mendapatkan uang hanya dengan duduk.
Anak kelima dari enam bersaudara ini mengatakan, perawatan facial spa dilakukan di kediamannya di Sepang.
Ia juga menerima jasa panggilan ke rumah yang berada sekitarnya termasuk Cyberjaya dan Nilai, Negeri Sembilan.
Membagi pengalamannya menjadi terapi fisik, ia pernah mendapat pesan dari seorang wanita yang ingin mendapatkan layanan spa untuk perawatan wajahnya.
“Wanita itu minta saya ke rumahnya. Jadi saya bilang, perawatan ini hanya untuk kaum laki-laki saja. Jadi, saya meminta wanita itu untuk mencari jasa pijat yang ditawarkan perempuan,” ungkapnya.
Menjadi tungkang terapi fisik penuh dengan tantangan.