Temuan Terbaru, NASA Deteksi Air di Bulan, Berikut Jawaban Atas 5 Pertanyaan Soal Air di Bulan
Penemuan air di Bulan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Astronomy, yang merupakan pendorong utama untuk misi masa depan ke Bulan
Tapi tidak selalu di udara.
Ia terbang dalam misi semalam 10 jam di atas awan di stratosfer untuk melihat berbagai hal dalam jangkauan inframerah.
Untuk penemuan terbaru itu digunakan kamera infra merah yang disebut FORCAST, yang dapat mendeteksi panjang gelombang cahaya antara 5 dan 8 mikron.
Air memiliki ciri 6 mikron.
Baca juga: Bill Gates Ulang Tahun ke-65: Ini Fakta tentang Pendiri Microsoft sekaligus Orang Terkaya di Dunia
Baca juga: Viral Pria Rusak Sepeda Motor dengan Batu, Ternyata Milik Orang, Kapolres: Tidak Bawa SIM dan STNK
5. Apakah ini menjadi misi mengirim manusia ke Bulan?
Jika Bulan sudah menjadi tujuan yang panas, itu akan semakin panas.
Mengetahui bahwa pasti ada air di Bulan, dan bahwa itu bisa berada di daerah yang mudah dijangkau, berarti ada potensi untuk mendirikan pangkalan bulan, dan menambang air di luar angkasa untuk membuat bahan bakar roket di masa depan.
Air luar angkasa termasuk air bulan sudah menjadi komoditas.
Pada tahun 2016, sebuah perusahaan peluncuran pesawat ruang angkasa Amerika mengumumkan bahwa mereka akan membayar 3.000 dolar AS (Rp 4,4 juta) per kilogram untuk air atau oksigen dan hidrogen yang ditambang di luar angkasa.
Ada sejumlah negara termasuk AS dan China yang telah mengumumkan rencana untuk memiliki pangkalan di Kutub Selatan pada akhir dekade ini.
AS baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menempatkan manusia di Bulan pada tahun 2024 dan memiliki kehadiran permanen di Kutub Selatan pada tahun 2028.
Salah satu tujuan besar dari misi Artemis, yang ditandatangani oleh Australia, adalah untuk berburu air.
(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)
Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Terjawab Sudah 5 Pertanyaan Terkait Temuan Air di Bulan, Termasuk dari Mana Asalnya