Berita Internasional
Universitas di Afghanistan Diserang, 19 Tewas, 22 Luka-luka
Para siswa dan guru bersumbunyi di kampus sementara granat tangan meledak dan tembakan senapan otomatis terdengar.
Dengan tidak adanya klaim tanggung jawab atas serangan hari Senin, kecurigaan langsung jatuh pada kelompok ISIS.
Afiliasi ISIS telah menyatakan perang terhadap minoritas Muslim Syiah Afghanistan dan melancarkan lusinan serangan sejak muncul di wilayah tersebut pada tahun 2014. Sebuah serangan mengerikan awal tahun ini di sebuah rumah sakit bersalin Kabul - juga di lingkungan Dasht-e-Barchi - disalahkan pada Kelompok Negara Islam.
Dalam serangan itu, militan membunuh 25 orang, banyak di antaranya adalah bayi dan ibu yang baru melahirkan.
Baca juga: Utusan AS Untuk Afghanistan Lapor ke Kongres, Taliban Belum Putuskan Hubungan dengan Al-Qaeda
Baca juga: Taliban Umumkan Gencatan Senjata 3 Hari di Afghanistan Sambut Hari Raya Idul Adha
Sekolah juga menjadi sasaran serangan sebelumnya. Tahun lalu, sebuah bom di luar gerbang Universitas Kabul menewaskan delapan orang. Pada 2016, orang-orang bersenjata menyerang Universitas Amerika di Kabul, menewaskan 13 orang.
Kekerasan tiada henti bahkan ketika pembicaraan di Qatar untuk mengakhiri lebih dari empat dekade perang di Afghanistan berjalan sangat lambat dan meskipun ada tuntutan berulang untuk pengurangan kekerasan.
Kesepakatan AS-Taliban pada Februari memungkinkan penarikan pasukan AS dan NATO dari Afghanistan dan mengatur panggung untuk pembicaraan yang sedang berlangsung di Doha.
Arsitek perjanjian Washington dengan Taliban, Zalmay Khalilzad, kembali ke wilayah itu minggu lalu, dengan alasan kekecewaan mendalam atas meningkatnya kekerasan di Afghanistan.(ap/sak)