BPMA, Medco, dan Peran Industri Hulu Migas untuk Kemajuan Daerah
hingga Oktober 2019 lalu, Aceh Timur, merupakan daerah penyumbang terbesar penerimaan dana bagi hasil migas sumber penerimaan gas.
Penulis: Seni Hendri | Editor: Zaenal
Sejarah Medco di Aceh Timur
PT Medco E&P Malaka adalah kontraktor migas yang sukses memproduksi gas perdana sejak Maret 2018 dari lapangan migas Blok A, di Indra Makmur, Aceh Timur.
Gas yang diproduksi untuk kebutuhan industry domestic di Aceh, maupun Sumatera Utara, dan untuk suplai jaringan gas rumah tangga di Aceh, dan Sumut.
Kegiatan ekplorasi di Blok A sudah dilakukan sejak zaman Belanda dan masa kemerdekaan.
Awalnya, pada masa awal kemerdekaan, Blok A ini dikuasai oleh Pertamina dan Asamera Oil Ltd.
Kemudian, pada tahun 1999-2006 Blok A dikelola oleh Exxon Mobil dan Conoco Phillips, dan tahun 2006 Medco bersama Premier & Japex mengakuisisi saham Conoco Phillips di blok A.
Kemudian tahun 2011 Medco mendapatkan perpanjangan kontrak hingga 2031, dengan komposisi kepemilikan Blok A saat ini, 85 % milik PT Medco E&P Malaka, dan 15 % dimiliki oleh PT Medco Daya Energi Nusantara.
Blok A melakukan pengembangan migas dari tiga sumur yaitu sumur Alue Siwah, Alue Rambong, dan Julok Rayeuk, yang memilki cadangan gas lebih dari 450 bilion cubic feet (BCF).
Gas dari ketiga sumur itu dialirkan ke lapangan migas di Central Processing Plant (CPP) Alur Siwah, setelah disterilkan kemudian dari CPP dialirkan melalui pipa dan dijual kepada PT Perusahaan Gas Negara, yang selanjutkan PT Pertagas menyuplai untuk kebutuhan industry domestic dalam negeri.
Baca juga: Medco Produksi Gas di Blok A
Fasilitas di Blok A
Blok A memiliki fasilitas Central Processing Plant (CPP) dengan kapasitas 90 juta standar kaki kubik per hari atau Million Standar Cibuc Feet per Day (MMSCFD).
Instalasi pipa dari tiga sumur ke CPP sepanjang 42 km, hingga ke Metering Station milik PT Pertagas.
Gas dijual kepada PT Pertagas dengan harga sebesar USD 6,61 per Miliar British Thermal Unit per hari (MMBTU).
Sedangkan volume gas yang dipasok sebesar 54 miliar British Thermal Unit Per Day (BBTUD).
Kemudian, PT Pertagas menjual gas ini untuk kebutuhan industry domestic di Aceh dan Sumut.
Kemudian Blok A juga memiliki fasilitas penanganan sulfur dan kondensat di PAG Arun, selain itu, Blok A terdapat 16 sumur gas, dan 2 sumur injeksi air dalam 3 fase drilling.(Seni Hendri)