Berita Aceh Tenggara
Petani di 19 Desa Pedalaman Leuser Kesulitan Angkut Hasil Panen, Minta Kepedulian PUPR Aceh
Hanya di kawasan empat desa dalam Kecamatan Leuser itu yang jalannya sudah diaspal oleh pihak provinsi.
Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Saifullah
Laporan Asnawi Luwi | Aceh Tenggara
SERAMBINEWS.COM, KUTACANE - Warga 19 dari 23 desa yang berada di lintasan jalan provinsi yang berada dalam kawasan pedalaman Kecamatan Leuser, Kabupaten Aceh Tenggara, harus menjalani kehidupan nestapa.
Pasalnya, kondisi jalan yang melewati desa mereka sangat memprihatinkan. Selain belum memiliki aspal, badan jalan juga dipenuhi lubang seperti kubangan kerbau, amblas, dan berlumpur.
Hanya di kawasan empat desa dalam Kecamatan Leuser itu yang jalannya sudah diaspal oleh pihak provinsi.
Adapun 19 desa yang jalan belum diaspal dan kondisi rusak parah yakni Bukit Bintang Indah, Kompas, Permata Musara, Lawe Tawar, Gunung Pakpak, Tuah Kekhine, Lawe Sekhakut, dan Bunbun Alas.
Lalu, Bunbun Indah, Suka Damai, Naga Timbul, Gaye Sendah, Sepakat, Punce Nali, Sade Ate, Arih Mejile, Tunas Mude, Desa Harapan, serta Ukhat Peseluk.
Baca juga: Jalan Pedalaman Leuser Rusak Parah, Camat & ASN Sering Terjebak, DPRA Minta PUPR Bertindak
Baca juga: VIDEO Motivasi Tenaga Medis, Pegawai RSUD Aceh Tamiang Tepuk Tangan Massal 56 Detik
Baca juga: Di Balik Boleh Atau Tidak? Ternyata Durian juga Bermanfaat Bagi Ibu Hamil, Begini Penjelasannya
Kondisi jalan rusak dan belum aspal, bahkan ada yang masih berstatus buka badan jalan membuat kawasan pedalaman Leuser itu semakin sulit diakses menggunakan sepeda motor maupun mobil, khususnya di saat musim penghujan.
"Hampir setiap desa di 19 desa kalau hujan kami enggak bisa pulang dan sepeda motor terpaksa ditinggalkan di jalan. Terkadang kami juga numpang tidur di rumah warga," ujar Camat Leuser, Mustapa Kamal kepada Serambinews.com, Senin (23/11/2020).
Menurut Camat, di Kecamatan Leuser dari 23 desa yang telah memiliki aspal permanen hanya empat desa yakni di Desa Kampung Gayo, Bukit Alga Musara, Bukit Meriah, Tanjung Sari, dan Kande Mende.
Sedangkan pekerjaan masyarakat di Kecamatan Leuser, beber dia, mayoritas petani yang menanam tanaman jagung, sawit, cokelat, kemiri, dan komoditi lainnya.
Akibat faktor jalan yang rusak, ucapnya, sehingga hasil panen petani ini sulit diangkut sehingga Kecamatan Leuser menjadi terisolir.
“Terkadang ketika musim penghujan, hasil panen petani tidak bisa dibawa pulang untuk dipasarkan,” bebernya.
Baca juga: Pria Ini Aniaya Wanita Selingkuhan, Korban Ajak Suami Lapor Polisi, Hubungan Terlarang Terungkap
Baca juga: 2.000 Santri Aceh Utara akan Terima Bea Siswa, Begini Proses Pendataan dan Penyalurannya
Baca juga: Dosen Unimal Ajari Ibu-ibu Olah Dendeng Berbahan Baku Ikan Bandeng
Oleh sebab itu, ungkap Camat Leuser, masyarakat sangat mengharapkan kepedulian Dinas PUPR Aceh untuk memperbaiki dan mengaspal jalan provinsi di kawasan tersebut.
“Dinas PUPR Aceh diminta bisa membebaskan rakyat pedalaman Leuser dari terisolir. Selain itu, dua jembatan di Bukit Bintang Indah juga bisa ditangani karena kondisinya sangat kritis dan terancam amblas akibat terkikis banjir,” harapnya.
Masyarakat di Kecamatan Leuser mengharapkan pembangunan jalan di kawasan pedalaman Leuser menjadi prioritas, karena 80 persen masyarakat di Kecamatan Leuser berprofesi sebagai petani.(*)