"Rush Money" Trending di Twitter, Ini Penjelasan dan Dampaknya

Media sosial tengah diramaikan mengenai topik " rush money" yang masuk dalam salah satu trending topic di Twitter pada Minggu (13/12/2020).

Editor: Muhammad Hadi
Capture Twitter
Media sosial tengah diramaikan mengenai topik " rush money" yang masuk dalam salah satu trending topic di Twitter pada Minggu (13/12/2020) 

SERAMBINEWS.COM - Media sosial tengah diramaikan mengenai topik " rush money" yang masuk dalam salah satu trending topic di Twitter pada Minggu (13/12/2020).

Sejumlah warganet pun turut bersuara terkait topik rush money tersebut.

"Manteman akun real jangan ikutan kampanyekan #RushMoney krn gerakan tarik tabungan serentak itu paling ditakutkan Penguasa dan bisa aja anda akan dituduh melawan Negara.

Kalian cukup datangin Bank dan tarik tabungan anda saja," tulsi akun Twitter @RestyResseh dalam twitya.

"#RushMoney ganti ke emas," tulis akun Twitter @Ndon_B4ck dalam twitnya.

Baca juga: Viral Pengantin Wanita Menjerit Histeris Sampai Pingsan, Saat Lihat Mantan Naik ke Atas Pelaminan

Sejauh ini, topik " Rush Money" telah disebutkan oleh pengguna Twitter sebanyak 5.062 kali.

Lantas, apa itu rush money dan apa saja dampak yang terjadi jika masyarakat melakukan hal tersebut?

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (15/6/2020), rush money merupakan suatu kondisi di mana masyarakat secara besar-besaran menarik uang tunai di bank secara serentak (rush) dan dalam skala yang besar.

Akibatnya, bank akan kehabisan dana tunai yang dapat mengacaukan sistem perbankan.

Baca juga: Aa Gym Akui Sedih, Tak Rela Rizieq Shihab Ditahan Polisi: Dia Orang yang Dicintai Sebagian Umat

Diketahui, istilah rush money sebenarnya hanya populer di Indonesia.

Sedangkan di negara lain, rush money kerap disebut sebagai " bank run".

Dampak dan cara mencegah rush money 

Di sisi lain, dampak yang muncul akibat rush money atau bank run yakni keuangan yang awalnya tidak ada masalah kemudian menjadi lemah.

Sebab, pihak bank harus mengembalikan besarnya uang nasabah yang ditarik secara bersamaan.

Padahal, uang dari nasabah merupakan salah satu sumber pendapatan bank yang terbesar dan dipergunakan untuk memutar layanan jasanya.

Baca juga: Warga Sinebok Pusaka Tenggelam Saat Mencari Ikan, Istri Melihat Suaminya tak Muncul ke Permukaan

Ketika cadangan dana tunai bank tidak lagi mencukupi untuk melayani nasabah yang menarik dananya, maka bank harus menjual aset-asetnya.

Kondisi buruknya, apabila dari penjualan tersebut belum dapat menutup kebutuhan yang ada, maka bank akan mengalami gagal bayar.

Jika bank mengalami gagal bayar, maka pemerintah terpaksa ikut menanggung akibat dari rush money atau bank run ini dengan menyalurkan dana bantuan yang berasal dari obligasi.

Selain itu, dampak rush money ini juga berimbas pada terjadinya resesi ekonomi yang akan menyulitkan masyarakat luas.

Baca juga: VIDEO - Viral Siswa SMA Tendang Dada Perwira Polisi, Ternyata Pelaku Mabuk dan Sudah Minta Maaf

Langkah antisipasi Agar situasi rush money tidak terjadi, bank-bank telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi.

Misalnya dengan memperlambat penarikan uang tunai dengan memberlakukan pembatasan tarik tunai hingga meliburkan bank pada hari tertentu.

Selain itu, bank akan meminjam dana cadangan dari bank sentral untuk memenuhi permintaan tarik tunai dalam jumlah besar yang dilakukan nasabah dalam waktu serentak (rush).

Indonesia sempat alami rush money

Mengutip pemberitaan Harian Kompas (9/11/2020), Indonesia sempat mengalami krisis ekonomi yang mengakibatkan rush money.

Baca juga: Tips Traveling jadi Lebih Aman, Berikut Tips Perjalanan Bisa Kamu Terapkan Untuk Berakhir Pekan

Pada 1998, Indonesia mengalami krisis moneter yang artinya krisis keuangan regional kawasan Asia yang diakibatkan utang swasta yang jatuh tempo dan bernilai masif sehingga berujung pada kesulitan likuiditas.

Saat itu, rush money merusak unsur-unsur penting dalam sistem perbankan Indonesia, seperti kepercayaan masyarakat, solvabilitas, dan profitibilitas bank.

Kerusakan itu membuat beberapa bank bangkrut.

Kemudian, pada November 2016, berembus isu Indonesia yang tengah mengalami rush money.

Baca juga: Iuran BPJS Kesehatan Naik Mulai 1 Januari 2021

Sejumlah oknum diketahui mengajak masyarakat untuk melakukan rush money, dengan mengambil uang tabungan di bank swasta dan memindahkannya di bank syariah atau simpanan pribadi.

Kondisi ini kerap terjadi pada negara yang mengalami ketidakstabilan keuangan, dan mengakibatkan orang-orang yang memiliki uang tunai di bank merasa tidak yakin untuk tetap menyimpan uangnya di sana.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai di Twitter soal "Rush Money", Apa Itu?",

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved