Banjir di Aceh Tamiang
Banjir di Tamiang Surut, Warga Mulai Tinggalkan Lokasi Pengungsian
Meski banyak warga yang meninggalkan posko pengungsian, namun posko ini tidak dibongkar hingga cuaca ekstrem berlalu.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Sebagian korban banjir di Aceh Tamiang mulai meninggalkan posko pengungsian menyusul surutnya air sejak Senin (14/12/2020) pagi.
Kepala Pelaksana BPBD Aceh Tamiang, Syahri mengatakan menurunnya debit air dipengaruhi nihilnya hujan dalam kurun waktu 24 jam terakhir.
“Sejak kemarin siang hingga siang ini, tidak ada turun hujan. Ini berpengaruh besar pada debit air di sungai,” kata Syahri.
Meski sudah banyak warga yang meninggalkan posko pengungsian, Syahri memastikan pihaknya tidak akan membongkar tenda di titik pengungsian. Posko ini dipastikannya akan tetap didirikan hingga cuaca ekstrim berlalu.
“Tenda tidak dibongkar karena kita masih mengantisipasi kemungkinan terjadinya kembali air naik. Dan hari ini warga pulang hanya untuk mengecek kondisi rumahnya,” ujarnya.
Banjir yang menggenangi tiga kecamatan di Aceh Tamiang ini terjadi Sabtu (12/12/2020) malam dan terus meluas pada Minggu (13/12/2020).
Baca juga: PNA Irwandi Yusuf Usul Kader Partai Aceh Muharuddin Sebagai Cawagub Aceh
Baca juga: VIDEO Presiden Jokowi Beri Tanggapan soal Tewasnya 6 Laskar FPI dan 4 Warga Sigi
Baca juga: Soal Tewasnya 6 Laskar FPI, Komnas HAM Lakukan Penyelidikan Lapangan 3 Hari 3 Malam, Apa Temuannya?
Berdasarkan pendataan yang sudah dilakukan, Tamiang Hulu merupakan kecamatan yang peling terdampak banjir karena merendam 12 dusun yang tersebar dalam empat kampung, yakni Bandarkhalifa, Alurtani, Rongoh dan Kaloy.
Sementara daerah lain yang mengalami dampak parah ialah Rimbasawang, Simpangkiri (Tenggulun), Alurseulebu dan Perkebunan Sungailiput (Kejuruanmuda).
Luapan air sungai hingga satu meter ini menyebabkan 1.303 jiwa yang tergabung dalam 315 kepala keluarga mengungsi. Proses evakuas dilakukan menggunakan perahu karet dibantu dengan tim SAR dan personel TNI/Polri.
BPBD saat ini telah menyediakan lima titik pengungsian, masing-masing di aula Kantor Camat Tenggulun, Pekan Pulautiga, simpang Rimbasawang, SD Alurseulebu dan loding perkebunan di Kejuruamuda.
“Kita juga membuka dapur umum dan ada juga tim kesehatan yang akan mengontrol kondisi kesehatan warga selama di pengungsian,” kata Syahri.(*)
Baca juga: Humaira, Bayi Penderita Tumor Ganas di Aceh Tenggara Butuh Biaya Operasi
Baca juga: ‘Nostalgia’ Banjir Lhoksukon
Baca juga: Pilkada Aceh Disepakati Tahun 2022, KIP Setuju Tapi Bagaimana Masalah Anggaran?
