Kesehatan

Anda Ingin Coba Pola Makan Berbasis Nabati? Ayo Ikuti Program Gratis Ini dan Nikmati Manfaatnya

Organisasi perlindungan hewan, Sinergia Animal, menawarkan dukungan gratis bagi Anda yang ingin mencobanya. 

Editor: Mursal Ismail
Shutterstock
Sayuran hijau 

Organisasi perlindungan hewan, Sinergia Animal, menawarkan dukungan gratis bagi Anda yang ingin mencobanya. 

SERAMBINEWS.COM - Anda ingin mencoba pola makan berbasis nabati dengan bantuan profesional serta komunitas? 

Organisasi perlindungan hewan, Sinergia Animal, menawarkan dukungan gratis bagi Anda yang ingin mencobanya. 

Melalui berbagai informasi dari beragam kanal mengenai perubahan iklim, hak-hak hewan, berbagai produk-produk yang lebih sehat dan ramah lingkungan yang semakin mudah diakses akhir-akhir ini, jumlah orang yang mempertimbangkan pola makan vegan terus meningkat setiap tahun.

Pada tahun 2018, 70 persen populasi dunia menyatakan akan mengurangi konsumsi daging.

Gerakan ini didorong oleh inisiatif seperti 21 Hari Vegan, tantangan pola makan berbasis nabati bagi para konsumen Indonesia yang didukung oleh LSM internasional, Sinergia Animal.

Baca juga: Yamaha Luncurkan Gear 125 dengan Desain Unik, Gabungan Beberapa Model

Baca juga: Mualem Lantik Pengurus KONI Bener Meriah Periode 2019-2023

Baca juga: Aduh! Kerugian Petani di Aceh Utara Ekses Banjir Capai Rp 44 Miliar, 13.372 Hektare Sawah Rusak

“Kami membantu orang-orang beralih ke pola makan vegan melalui tantangan 21 Hari Vegan," dalam keterangannya, Senin (21/12/2020).

Melalui gerakan tersebut, Sinergia Animal memberikan dukungan yang diberikan oleh para ahli gizi spesialis, termasuk resep dan tips lainnya.

"Aspek tersebut merupakan aspek terpenting agar tantangan ini dapat memungkinkan kami untuk mampu merangkul orang-orang baru dalam komunitas vegan ”, ungkap Annabela, Project Manager 21 Hari Vegan dari Sinergia Animal.

Selama pandemi Covid-19, perhatian publik banyak mencermati berbagai debat ilmiah serta masuk ke dalam diskusi antara hubungan produksi dan konsumsi produk hewani, terhadap lingkungan, perubahan iklim, dan kesehatan masyarakat.

“Ada bukti ilmiah yang kuat yang mendukung korelasi antara industri peternakan dan risiko munculnya penyakit menular baru.

Pandemi baru dapat saja berasal dari babi dan ayam yang dibesarkan di industri peternakan,” kata Annabella.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 75 persen dari semua penyakit menular yang muncul berasal dari hewan dan peternakan pabrik, pola industri yang menaruh ribuan hewan dalam satu tempat, dapat berpotensi menjadi jembatan penularan penyakit baru dari hewan ke manusia.

Selain itu, para aktivis juga mengungkapkan bahwa pola makan nabati merepresentasikan sikap etis terhadap hewan, serta sebagai pilihan yang berpotensi lebih sehat untuk diri kita sendiri, dan merupakan pilihan berkelanjutan yang jauh lebih ramah lingkungan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved