Kisah Tiga Pria Bersaudara Jadi Transpuan di NTT, Sang Ibu: Mereka Anak Kandung Saya

Melalui organisasi Fajar Sikka, mereka yang memiliki kenangan getir menjadi transpuan, saling menguatkan, berbaur bersama masyarakat untuk berkegiatan

Editor: Faisal Zamzami
dok BBC Indonesia
Chintya, Lola dan Linda, tiga transpuan dari satu keluarga besar di Maumere, NTT.(dok BBC Indonesia) 

"Jadi waktu itu bapak bilang, biar kamu jadi banci, tapi kamu tetap kasih saya uang untuk kita hidup di rumah. Jadi waktu saya kerja itu uang gaji saya itu selalu saya kasih ke bapak," kata Linda.

S
Linda, putra pertama Florensia Nona yang memiliki jati diri sebagai transpuan.(dok BBC Indonesia)

 Hingga napas terakhir bapak, Linda tetap dengan pendirian menjadi seorang transpuan.

"Saya sudah memaafkan (bapak) waktu putus napas. Cuma bapak pesan, tak boleh mencuri, tidak boleh berbuat sembarang, berbuatlah baik kepada orang," kata Linda.

Linda merasakan menjadi seorang perempuan sejak duduk di bangku sekolah dasar.

Saat itu, ia menaruh hati dengan laki-laki, teman sekelasnya.

"Jadi waktu itu, setelah berteman dengan dia. Saya sudah merasa, saya ini benar-benar perempuan," kata Linda.

Tapi saat SD, Linda masih malu-malu untuk mendeklarasikan diri sebagai seorang transpuan.

Tidak seperti adiknya, Lempianus Nong Pitoi yang sekarang akrab disapa Lola Pitaloka. Lola tak pernah merasakan bangku sekolah.

Menurut Linda, adiknya lebih leluasa untuk menjadi transpuan karena tak terbelenggu rasa malu dari lingkungan sekolah.

"Saya yang duluan (jadi transpuan di keluarga), sejak kecil itu sudah lenggak-lenggok. Sudah bermain (peran) perempuan. Boneka-boneka. Masak-masak," ujar Lola.

Saat pertama kali melihat Linda bersolek dan menggunakan pakaian perempuan, Lola mengaku sempat terkejut.

"Bukan karena saya yang ada, atau saya yang suruh seperti saya. Harus berdandan seperti saya, harus bergaya seperti perempuan. (Datang) dengan sendirinya," kata Lola.

S
 Lola dan Linda, adik-kakak yang memilih menjadi transpuan. Lola mengaku menjadi yang pertama mendeklarasikan diri sebagai transpuan.(dok BBC Indonesia)

Mereka berdua jarang berbagi bercerita tentang perubahan diri menjadi transpuan.

Tapi ada kalanya, mereka bertengkar karena masalah kosmetik dan pakaian.

"Pernah bertengkar, karena baku rampas bedaknya. Pensil alisnya. Ini saya punya. Ini saya punya, tak boleh pinjam. Beli, kau punya sendiri," kata Lola sambil tersenyum, mengenang masa remaja bersama kakaknya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved