Berita Jakarta

Refleksi 16 tahun Tsunami, Mustafa Abubakar Capai Langkah Besar, Termasuk Berobat Gratis

“Itu inspirasinya dari Jembrana Bali. Mereka memberikan fasilitas berobat gratis kepada warga. Itu kita terapkan di Aceh,” sambung Mustafa.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Nurul Hayati
For Serambinews.com
Jalannya refleksi 16 tahun tsunami secara virtual. 

“Itu inspirasinya dari Jembrana Bali. Mereka memberikan fasilitas berobat gratis kepada warga. Itu kita terapkan di Aceh,” sambung Mustafa.

Laporan Fikar W Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah langkah besar dan penting berhasil dicapai semasa Mustafa Abubakar menjabat  Pj Gubernur Aceh pada 2005-2007.

Ketika itu, Aceh barus saja diterjang tsunami dan memulai proses rehabilitasi dan rekonstruksi serta merajut perdamaian Aceh pascakonflik berkepanjangan.

Langkah besar dimaksud meliputi membebaskan Aceh dari tenda pengungsi tsunami selama enam bulan, membuat komitmen membangun Aceh tanpa korupsi,  menaikkan tunjangan pegawai negeri sipil dan menata hari kerja menjadi lima hari seminggu, menerbitkan kartu bebas berobat, mengusulkan pilkada serentak, serta pencalonan kepala daerah dari jalur independen.

Hal itu disampaikan Mustafa Abubakar dalam “Refleksi 16 Tahun Tsunami”  yang digelar secara virtual oleh Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda (PP TIM) Jakarta, Kamis (24/12/2020) malam.

Para pembicara dalam refleksi itu adalah mantan Plt Gubernur Aceh Azwar Abubakar, mantan juru runding RI-GAM, Sofyan A Djalil dan tausiah oleh mantan Rektor UIN Ar-Raniry Farid Wajdi, dan pembacaan puisi oleh penyair Fikar W Eda.

Mantan Wapres M Jusuf Kalla, sedianya jadi pembicara kunci dalam acara tersebut tidak bisa terkoneksi karena yang bersangkutan sedang berada di Kabul, Afghanistan.

Baca juga: Pemerintah Desa Subulussalam Utara Bangun Sarana Air Bersih Siap Minum untuk Warganya

Jalannya diskusi dipandu mantan Ketua Solidaritas Mahasiswa Aceh Jakarta (SOMAKA) Fajran Zein dan Host Syahrul Arifin.

Partisipan  refleksi mencapai 1000 peserta yang disaksikan melalui Zoom Meeting dan Youtube Taman Iskandar Muda.

Mustafa Abubakar menyebutkan , ketika peristiwa tsunami menerjang Aceh ia menjabat Irjen kementerian kelautan dan Perikanan.

Pada hari kedua tsunami, ia terbang ke Aceh membawa rombongan ahli penanggulangan bencana, dokter dan membawa bantuan. 

Pada Desember 2005, Mustafa kemudian diangkat sebagai pj Gubernur Aceh sampai 2007.

Pada masa kepemimpinannya itulah, ia terlibat dalam pengambilan keputusan dan kebijakan terhadap beberapa hal besar.

“1 Januari 2006 saya tiba di Aceh dan langsung menuju tenda pengungsian. Secara spontan saya katakan, Aceh harus bebas tenda dalam waktu enam bulan,” tukasnya mengenang.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved