Kilas Balik Tsunami Aceh 2004

16 Tahun Tsunami Aceh 2004 | Tong Sampah Selamatkan Dihra Dari Ganasnya Tsunami

Ketika air bah itu mengganas kebetulan Dihra sudah berada di atas bubung mobil labi-labi berkat diselamatkan seseorang yang disebutnya abang-abang.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Arsip Serambinews.com
Arsip berita Harian Serambi Indonesia edisi Minggu 9 Januari 2005 - Sejumlah korban gempa sedang dirawat di tenda-tenda kesehatan darurat. mereka selain menderita sakit akibat diterjang tsunami, juga harus kehilangan sanak saudara dan tetangga. 

Dikatakan Dihra, sebelum dia lama berfikir, tiba-tiba sejumlah orang juga melompat ke tong sampah yang sedang dikenderai Dihra tersebut.

Karena sudah melewati kapasitas, tong sampah bersama sejumlah orang yang ada di dalamnya tenggelam.

Meskipun Dihra mengaku tidak bisa berenang, tapi dia sempat menangkap sepotong kayu untuk tetap bertahan hidup.

Baca juga: Kado Istimewa Ultah ke-23 Delisa, Gadis Cilik yang Kehilangan Kaki saat Tsunami Aceh

Selanjutnya dengan kayu itu dia berusaha melihat peluang lain untuk terus berjuang agar tetap selamat.

Hingga akhirnya Dihra sampai di bubung rumah penduduk.

Bertahanlah Dihra sekitar dua jam di bubung rumah tersebut menyusul air bah tsunami itu surut.

Setelah dipastikan situasi aman dia turun dan bergabung dengan sejumlah orang.

Kemudian Dihra bersama orang yang bernasib sama dengan dirinya naik truk reo TNI dibawa ke lokasi penggungsi di wilayah Jantho Aceh Besar.

Baca juga: Kilas Balik Tsunami Aceh | Kisah Pria Cacat Tidur Bersama Mayat Korban Tsunami di Bubungan

Kebetulan Dihra tidak tinggal di kamp penggungsian, tapi di rumah seorang penduduk yang dilukiskan cukup berbaik hati padanya.

Dihra mengaku tidak inga pasti siapa nama pemilik rumah tersebut, tapi katanya ibu pemilik rumah itu selalu di panggil Mak Nong.

Penantian  Di Depan Masjd Raya

Pria setengah baya berkulit hitam duduk di bawah pohon di seberang Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.

Di pundaknya tersandang tas hitam. Matanya lurus memandang ke depan, ke arah lalu lalang kendaraan dan pejalan kaki.

Debu-debu pekat yang menyesakkan dari kendaraan yang lewat dan bau busuk yang menyengat tak dipedulikannya.

Sudah hampir setengah hari la tak beranjak dari tempat duduknya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved