Breaking News

Kilas Balik Tsunami Aceh 2004

16 Tahun Tsunami Aceh | Teungku Sofyan Terkubur Tujuh Hari, Tergulung Ombak dan Tertimpa Reruntuhan

Teungku Sofyan mampu bertahan hidup digulung ombak tsunami dan kemudian tertimbun reruntuhan bangunan selama tujuh hari tanpa makan dan minum.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
ARSIP HARIAN SERAMBI INDONESIA
Sebuah arsip berita Harian Serambi Indonesia edisi Rabu 12 Januari 2005 - Teungku Sofyan tergolek di RS Kesdam Banda Aceh setelah tujuh hari tertimbun di reruntuhan 

Tidak diperoleh informasi lebih detail di mana Sofyan di temukan.

Beberapa saksi yang ditemui di Rumah Sakit Kesdam Banda Aceh hanya menyebutkan di wilayah Aceh Jaya.

Mereka hanya menyebutkan Sofyan ditemukan ditumpukan reruntuhan bangunan dan sampah-sampah yang terbawa air saat para warga tengah mencari sanak saudaranya.

Tempat ditemukan Sofyan itu letaknya beberapa kilometer dari tempat tinggal Sofyan.

Menurut keterangan warga, Sofyan ditemukan pada hari ketujuh (2/1/2005).

Saat ditemukan Sofyan masih bisa minum air putih.

Baca juga: Gubernur Nova: Refleksi 16 Tahun Tsunami Momentum Kebangkitan Aceh dari Pandemi Covid-19

Baca juga: Tsunami Aceh 2004 | Kisah Putri Selamat dari Maut Badai Tsunami setelah Cengkram Jerigen

"Saat itu kondisinya memang lemah sekali. Ia lemas. Tapi waktu kami kasih air putih, masih bisa meneguknya," ujar salah satu warga.

Warga bisa menemukan Sofyan karena saat melintas di puing-puing reruntuhan mendengar ada rintihan.

"Kami tidak mengira ada orang di reruntuhan itu. Kami dengar sayup sayup ada orang merintih. Kami cari, dia kelihatan kepala sama tangannya," tambahnya.

(Pada saat itu) kondisi Sofyan masih lemah. Ia belum bisa berkomunikasi.

Namun luka-lukanya sudah mulai mengering.

Baca juga: Tsunami Aceh 2004 | Kisah Maisarah Gendong Puteri Semata Wayang Mencari Keberadaan Suami

Tong Sampah Selamatkan Dihra Dari Ganasnya Tsunami

Hadiratul Uhra putri bungsu Ketua Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Provinsi Aceh, Drs H Sofyan Muhammad Saleh SH selamat dari ganasnya gelombang tsunami yang melanda Kota Banda Aceh, Minggu (26/12/2004) lalu.

Hadiratul Uhra yang sehari-hari dipanggil Dihira (berusia 13 tahun pada saat tsunami), pelajar kelas 1 MTSN Model Banda Aceh itu bisa selamat berkat ketenangannya menghadapi maut.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved