Internasional

Jerman Perpanjang Lockdown, Angka Kematian Virus Corona Terus Melonjak

Pemerintah Jerman, Rabu (30/12/2020) menegaskan tidak akan dapat melonggarkan pembatasan lockdown Covid-19 atau penguncian pada awal Januari 2021.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Michael Sohn / POOL
Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn 

SERAMBINEWS.COM, BERLIN - Pemerintah Jerman, Rabu (30/12/2020) menegaskan tidak akan dapat melonggarkan pembatasan lockdown Covid-19 atau penguncian pada awal Januari 2021.

Karena negara itu mencatat lebih dari 1.000 kematian dalam satu hari untuk pertama kalinya.

Angka itu kemungkinan besar membengkak karena pelaporan yang tertunda tetapi menggarisbawahi situasi sudah parah.

Jerman, negara terpadat di Uni Eropa, menutup restoran, bar, fasilitas olahraga dan rekreasi pada 2 November 2020.

Penutupan parsial itu menghentikan peningkatan cepat infeksi baru untuk sementara waktu tetapi gagal menghentikannya.

Mendorong pihak berwenang memberlakukan lockdown yang lebih penuh sejak 16 Desember 2020, dengan menutup toko dan sekolah yang tidak penting.

Dilansir AP, langkah-langkah tersebut berlaku hingga 10 Januari 2021.

Baca juga: VIDEO - 2020 Tahunnya Lockdown, Berbagai Negara Kewalahan Hadapi Virus Corona

Kanselir Angela Merkel dan gubernur 16 negara bagian Jerman akan berkonsultasi tentang bagaimana melanjutkannya.

"Kami harus meratapi 1.129 kematian pagi ini saja dan 1.129 keluarga akan berkabung saat tahun baru ini," kata Menteri Kesehatan jerman, Jens Spahn pada konferensi pers.

“Angka-angka ini menunjukkan betapa brutal virus ini masih menyerang," ujarnya.

"Tetapi angka kematian dan infeksi juga menunjukkan bahwa masih jauh dari normalitas yang kami inginkan, ”tambahnya.

"Jadi dalam situasi ini, saya tidak melihat bagaimana kita dapat kembali ke mode pra-penguncian," ujarnya.

“Harapan saya, lockdown akan terus berlanjut, karena kita tidak boleh mengambil risiko lebih lanjut," kata gubernur negara bagian terpadat di Jerman, Armin Laschet.

"Rumah sakit ... berada pada batasnya,” ujarnya.

Kematian yang dilaporkan ke pusat kendali penyakit nasional Jerman, Robert Koch Institute, selama 24 jam terakhir melebihi rekor sebelumnya yang ditetapkan seminggu yang lalu.

Dari 962 orang menjadi 1.000 orang lebih, sehingga jumlah total kematian akibat virus Corona menjadi 32.107 orang.

Ketua Institut, Lothar Wieler mengatakan penjelasan paling masuk akal untuk lonjakan kematian yang dilaporkan adalah pelaporan kasus yang tertunda selama liburan Natal.

Menyusul angka yang relatif rendah selama beberapa hari ini.

Namun, angka tersebut sesuai dengan pola baru-baru ini tentang tingginya angka kematian.

Baca juga: Kasus Covid-19 Capai Rekor Tertinggi, Turki Masuki Lockdown Total

Jerman memiliki tingkat kematian yang relatif rendah pada fase pertama pandemi.

Tetapi telah menyaksikan ratusan kematian per hari dalam beberapa pekan terakhir ini.

Di antara negara-negara besar Eropa, Italia, Inggris, Prancis, dan Spanyol masih memiliki angka kematian yang lebih tinggi.

Wieler mengimbau warga Jerman untuk terus mengurangi kontak seminimal mungkin, dengan mengatakan:

“Mari kita bawa angin keluar dari layar virus bersama-sama.”

Dia mengatakan ada lebih dari 5.600 pasien Covid-19 dalam perawatan intensif yang merupakan angka tertinggi selama ini.

Institut Robert Koch mengatakan 22.459 kasus virus Corona baru dilaporkan selama 24 jam terakhir di Jerman, yang memiliki 83 juta penduduk.

Jerman telah melaporkan hampir 1,69 juta kasus secara total.

Program vaksinasi yang diluncurkan di Jerman dan di seluruh UE selama akhir pekan menawarkan harapan.

Sejauh ini, 78.109 orang di Jerman telah menerima dosis vaksin pertama mereka.

Baca juga: Insinyur Pesawat Berubah Jadi Petani, Terjebak di Kerala Saat Lockdown Diumumkan Pemerintah India

Meski begitu, Wieler mengatakan orang Jerman harus tetap menjaga jarak sosial, kebersihan dan aturan memakai masker.

“Butuh berbulan-bulan sebelum begitu banyak orang divaksinasi sehingga peredaran virus di masyarakat berkurang,” harapnya.

Tidak jelas tindakan apa yang akan dilanjutkan setelah 10 Januari.

Sekolah adalah tanggung jawab pemerintah negara bagian di Jerman saja.

Spahn mengatakan itu normal untuk membahas apa yang terjadi dengan sekolah.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved