Kesehatan
Benarkah Konsumsi Ayam Setiap Hari Tidak Sehat ? Simak Ulasan Berikut
ayam kaya akan berbagai nutrisi penting, termasuk protein, niasin, selenium, dan fosfor. Sebagaimana diketahui, protein sangat penting untuk membangu
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Safriadi Syahbuddin
Betapa tidak, dagingnya yang tebal dan empuk kerap kali dibanderol dengan harga yang lebih murah, dibanding ayam kampung yang dagingnya tipis dan cenderung alot.
Ayam broiler, atau dikenal juga dengan sebutan ayam negeri, adalah jenis ayam ras yang memang dimaksudkan khusus untuk menjadi ayam pedaging.
Melansir Kompas.com dari Sehatq.com, pertumbuhan ayam broiler sangat cepat.
Dalam 6-7 minggu saja, berat badan ayam sudah bisa mencapai 1,5-2 kg per ekor.
Ayam ini bisa bertelur, tapi jarang sekali ada peternak yang juga menjual telur ayam broiler.
Apalagi, terdapat jenis ayam ras lain yang khusus dijadikan sebagai ayam petelur atau disebut ayam layer.
Di pasaran, ayam broiler juga kerap disebut sebagai ayam potong.
Ciri-ciri ayam broiler ini biasanya adalah:
- Memiliki daging yang gemuk dan lebih cerah, apalagi bila dibandingkan dengan ayam kampung
- Kulitnya mengkilap dan mudah sobek
- Sangat berlemak di lapisan kulit, terutama di bagian sekitar ekor
Apakah Ayam Broiler berbahaya bagi kesehatan ?
Jika dirawat sesuai standar, ayam broiler sebetulnya aman dikonsumsi.
Hanya saja, terkadang peternak ayam potong ini mengabaikan prosedur perawatan ayam sehingga mengakibatkan munculnya potensi bahaya bagi kesehatan manusia.
Dikutip dari Kompas.com, berikut adalah potensi bahaya yang muncul jika prosedur perawatan ayam broiler diabaikan.
1. Infeksi bakteri Salmonella dan Campylobacter
Salmonella adalah jenis bakteri yang secara alamiah hidup di beberapa bagian tubuh ayam, seperti bulu, kaki, paruh, hingga kotorannya.
Oleh karenanya, salmonella bisa menyebar dan menginfeksi ayam-ayam broiler lain yang berada dalam satu peternakan lewat lantai atau tanah kandang, tempat makan maupun minum, dan lain-lain.
Pada manusia, infeksi bakteri Salmonella biasanya mengakibatkan munculnya diare ringan, sedang, tapi juga dapat mengancam nyawa.
Tingkat keparahan ini tergantung dari kondisi sistem imun manusia itu sendiri.
Namun anak-anak dan lansia serta orang dengan penyakit yang menyerang sistem imun (kanker atau HIV) merupakan golongan paling rentan.
Bakteri lain yang juga ditemukan pada ayam broiler adalah Campylobacter, biasanya pada bagian jeroan.
Infeksi bakteri ini biasanya tidak menimbulkan gejala pada ayam broiler.
Namun pada manusia, bakteri ini bisa sampai mengakibatkan diare berdarah alias disentri.
2. Mengandung logam berat
Penelitian menunjukkan bahwa daging ayam broiler juga tercemar logam berat, terutama kadmium (Cd), besi (Fe), dan seng (Zn).
Logam berat ini paling banyak ditemukan di daging paha dan dada ayam broiler.
Kadmium dan besi biasanya masuk ke tubuh ayam lewat makanan maupun kondisi udara yang berdebu dan telah tercemar logam tersebut.
Sementara itu, seng bisa masuk lewat air minum yang diberikan kepada ayam broiler.
3. Mengandung antibiotik
Penelitian lain juga mengungkap ayam broiler kerap disuntik antibiotik untuk menghindari infeksi bakteri.
Kendati demikian, Kementerian Pertanian Amerika Serikat menyatakan antibiotik ini masih pada dosis rendah dan tidak membahayakan kesehatan manusia, apalagi bila ayam dimasak hingga matang.
Tips Mengonsumsi Ayam yang Sehat
Ayam bisa menjadi tambahan yang bagus untuk diet seimbang.
Namun, penting untuk memilih jenis ayam yang sehat dan memilih metode memasak seperti memanggang, memanggang, mengukus, atau menggoreng daripada menggoreng
Melansir Healthline, ayam panggang bisa menjadi cara cepat dan sehat untuk meningkatkan asupan protein, terutama bagi yang ingin menurunkan berat badan.
Sementara ayam yang dimasak dengan metode goreng perlu dihindari karena tidak sehat.
Metode memasak ayam dengan cara digoreng biasanya dilapisi dengan tepung roti, sehingga membuat ayam menjadi lebih tinggi kalori, karbohidrat, dan lemak tidak sehat.
Ayam rotisserie yang dibeli di toko juga tidak sehat untuk dikonsumsi.
Ayam ini umumnya diasinkan dan dibumbui dengan berat, yang secara signifikan dapat meningkatkan jumlah natrium dalam produk akhir.
Sementara itu, porsi ayam yang disarankan untuk dikonsumsi sekitar 85–113 gram.
Perlu diingat bahwa ayam harus dinikmati bersama dengan berbagai sumber protein lainnya, seperti ikan, daging, unggas, dan kacang-kacangan, untuk memastikan tubuh mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan.
Sementara itu, untuk mengolah ayam broiler bisa mengikuti langkah berikut.
- Simpan daging ayam yang belum dimasak dalam wadah tertutup dan masukkan ke dalam kulkas.
- Masak daging ayam broiler hingga matang. Salah satu tanda kematangan adalah tidak ada lagi darah yang merembes maupun tersisa pada daging.
- Masaklah ayam dengan cara merebusnya, sebagai cara terbaik untuk mengurangi kandungan logam berat pada paha dan dada ayam.
- Jangan letakkan ayam matang ke wadah yang sama dengan wadah bekas ayam mentah. Selain itu, hindari penggunaan talenan serta pisau bekas memotong ayam mentah untuk mengiris ayam yang sudah dimasak.
- Pastikan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan setelah mengolah daging ayam broiler.
Membuang kulit ayam saja tidak cukup untuk menghindarkan dari bakteri, logam berat, maupun antibiotik yang terdapat pada daging ayam broiler.
Pastikan daging ayam dimasak hingga matang seluruhnya sebelum menyantapnya. (Serambinews.com/Yeni Hardika)