Perawat Putus Tangan

Kisah Pilu Anna Mutia, Tangannya Putus Usai Bertugas di RSUTP, Tinggalkan Seorang Anak dan Suami

Kepergian Anna Mutia untuk selamanya ini meninggalkan seorang anak dan seorang suami bernama Fajri

Penulis: Faisal Zamzami | Editor: Faisal Zamzami
Kolase Serambinews.com/ Facebook/Istimewa
Anna Mutia (28) perawat di RSU Teungku Peukan, Abdya yang meninggal dengan kondisi tangan kanannya putus terkena mata mesin potong rumput 

SERAMBINEWS.COM - Kisah tragis dialami Anna Mutia (28) perawat Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) Aceh Barat Daya (Abdya) yang meninggal dunia dengan kondisi putus tangan. 

Kepergian Anna Mutia untuk selamanya ini meninggalkan seorang anak dan seorang suami bernama Fajri

Menurut Fajri, sang istri menghembuskan nafas terakhir, Selasa (05/01/2021) sekira Pukul 7:15 WIB, saat dalam perawatan di RSUZA Banda Aceh.

Anna Mutia perawat yang bertugas di ruang paru RSUTP ditimpa musibah usai bertugas di Ruang Rindu E RSUTP Abdya.

Tangan kanannya putus akibat terkena mata mesin potong rumput yang terlepas saat digunakan oleh seorang petani berinisial AB.

AB kini telah ditangkap polisi dan ditetapkan sebagai tersangka.

Direktur RSUTP Abdya, dr Ismail Muhammad SpB mengatakan Anna Mutia merupakan tanaga kontrak di RSUTP.

Selama ini, Anna dikenal anak yang sopan, rajin dan baik, tidak ada masalah dalam bekerja.

"Selama ini, dia tidak ada masalah, dan anaknya bagus (dalam bekerja), sehingga kami sangat kaget, mendengar dia tertimpa musibah seperti ini," kata kata Direktur RSUTP Abdya, dr Ismail Muhammad SpB. 

Selasa (5/1/2021) sore, Jenazah Anna Mutia  tiba di rumah duka di Gampong Alue Pisang, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya.

Isak tangis pun pecah, tak sedikit suara tangis dari saudara, kerabat, dan tetangga menyambut kedatangan jenazah Anna.

Setelah dilaksanakan fardhu kifayah, Anna Mutia dimakam di belakang rumah orangtuanya.

Suaminya Fajri dan anaknya, bersama keluarganya ikut mengantarkan wanita berkulit putih itu ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Anna Mutia (28), perawat di RSUTP Abdya, dalam kondisi tidak sadarkan diri dan lengan sebelah kanan putus total, ditemukan tergeletak di atas jalan Desa Ujong Padang, Kecamatan Susoh, Senin (28/12/2020). Korban mendapat pertolongan di Ruang IGD RSUTP setempat sebelum dirujuk ke Banda Aceh
Anna Mutia (28), perawat di RSUTP Abdya, dalam kondisi tidak sadarkan diri dan lengan sebelah kanan putus total, ditemukan tergeletak di atas jalan Desa Ujong Padang, Kecamatan Susoh, Senin (28/12/2020). Korban mendapat pertolongan di Ruang IGD RSUTP setempat sebelum dirujuk ke Banda Aceh (Anna Mutia (28), perawat di RSUTP Abdya, dalam kondisi tidak sadarkan diri)

Baca juga: Jenazah Perawat RSUTP Meninggal Dunia Tiba di Rumah Duka, Isak Tangis Pecah

Baca juga: Tangan Perawat Anna Mutia Putus, Pelaku Dihantui Ketakukan Tanam Mesin Potong Rumput di Kebun Sawit

Kejadian yang menimpa Anna Mutia berawal saat korban baru selesai bertugas piket di Ruang Rindu E RSUTP Abdya, sekira pukul 08.30 WIB.

Lalu, korban berangkat hendak pulang ke rumah dengan mengendarai sepeda motor Honda Lexy.

Saat pulang, korban tidak melintasi Jalan Jalan Raya Abdya-Banda Aceh.

Melainkan menempuh jalan pintas yang lebih dekat, yaitu dari Desa Ujong Padang, Susoh menuju Desa Ie Mameh dan Desa Alue Pisang, Kuala Batee.

Anna Mutia pulang berbarengan dengan temannya dengan mengendarai sepeda motor masing-masing.

Anna Mutia terkena mata pisau mesin potong rumput Setiba di jalan Dusun Ingin Jaya, Gampong Ujong Padang, Kecamatan Susoh.

Benda yang cukup tajam itu membuat tangan korban putus hingga bersimbah darah dilokasi kejadian.

Tidak ada saksi mata yang melihat peristiwa yang dilami Anna Mutia karena kejadiannya begitu cepat dan tanpa diduga.

Sebab saat kejadian, rekannya yang melintasi jalan pintas itu sudah duluan melaju di depan, sehingga tingggalah korban dibelakang.

Akhrinya Anna ditemukan tidak sadarkan diri di jalan Dusun Ingin Jaya, Gampong Ujong Padang, Kecamatan Susoh, Senin (28/12/2020) pagi, dalam kondisi luka cukup mengenaskan.

Lengan sebelah kanan putus total sejak dari bawah pangkal bahu, dan darah segar membasahi permukaan aspal dekat tubuh korban tergeletak.

Potongan lengan kanan yang putus ditemukan terpisah dari tubuh korban berjarak sekitar 3 meter atau di dalam rumput di pinggir jalan di lokasi.

Ketika ditemukan, perawat tersebut memakai pakaian seragam perawat dan memakai jilbab warna biru tua dan helm pengaman tergeletak dekat kepala.

Barang-barang milik korban masih ada di lokasi, seperti sepeda motor (sepmor) merek Lexy dan tas kecil masih ada lokasi.

Korban segera dievakuasi dari lokasi kejadian ke Ruang IGD RSUTP Abdya, berjarak sekitar 1,5 km dari lokasi kejadian.

Setelah sempat ditangani di Ruang IGD RSUTP Abdya dan mendapat transfusi darah, Korban Anna Mutia kemudian dirujuk ke RSUZA Banda Aceh, sekitar pukul 11.30 WIB.

Korban dirujuk dalam keadaan lemah lantaran terlalu banyak mengeluarkan darah.

“Korban dirujuk ke Banda Aceh, sekitar pukul 11.30 WIB, tadi,” kata Direktur RSUTP Abdya, dr Ismail Muhammad SpB dihubungi Serambinews.com.

Potongan lengan sebelah kanan korban juga dibawa.

Tangan Anna Mutia yang sempat putus berhasil disambung kembali.

Tangan korban berhasil disambung kembali oleh tim medis RSUZA Banda Aceh setelah menjalani operasi beberapa jam.

"Iya, alhamdulillah operasi tangan korban berhasil, dan selesai," ujar dr Ismail Muhammad SpB.

Ia menyebutkan, operasi oleh tim RSUZA itu, berlangsung hampir enam jam atau dimulai sejak, Senin (28/12/2020) Pukul 23.30 WIB hingga Selasa (29/12/2020) sekira 05.00 WIB.

"Iya selesai operasi semalam sampai pukul 05.00 WIB pagi," ungkapnya.

Namun belakangan dilepas kembali karena infeksi.

Namun tak lama dirawat di RSUZA Banda Aceh, Anna dipanggil yang maha kuasa.

Korban meninggal Selasa (5/1/2021) pagi sekitar pukul 07.15 WIB.

Fajri, suami korban yang dikorfirmasi tentang kabar duka itu, membenarkan bahwa sang istri telah meninggal dunia.

"Iya benar," ujar Fajri, suami Anna Mutia kepada Serambinews.com, Selasa (5/1/2021).

Menurut Fajri, sang istri menghembuskan nafas terakhir, Selasa (05/01/2021) sekira Pukul 7:15 WIB.

"Sekitar pukul 7 lewat atau sekira Pukul 7:15 WIB gitu," sebutnya.

Sejak masuk ke ruang ICU RSUZA Banda Aceh, kata Fajri, Anna Mutia tidak sadarkan diri.

Sebelum menghadap kepada ilahi, tangan Anna yang sempat disambung oleh tim dokter RSUZA, harus dicopot kembali.

Tangannya dicopot kembali setelah dinyatakan tidak berfungsi, karena aliran darahnya tidak mengalir dengan baik.

Jenazah Anna Mutia (28) perawat di RSU Teungku Peukan, Abdya yang tangan kanannya putus dan Mesin Potong Rumput
Jenazah Anna Mutia (28) perawat di RSU Teungku Peukan, Abdya yang tangan kanannya putus dan Mesin Potong Rumput (Kolase Serambinews.com/ Facebook/Shopee)

Tak lama setelah Anna meninggal, polisi berhasil mengungkap penyebab tangan korban putus dan menangkap pelakunya.

Polisi berhasil mengungkap penyebab tangan Anna Mutia ibu satu anak itu putus hingga meninggal dunia setelah melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi.

Berdasarkan hasil penyidikan, polisi menyimpulkan tangan korban putus akibat kena benda tajam mata mesin potong rumput yang digunakan oleh seorang petani.

Setelah melakukan pengembangan, polisi berhasil menangkap seorang petani berinisial AB (65).

Polres  Aceh Barat Daya resmi menetapkan AB sebagai tersangka dalam kasus meninggalnya Anna Mutia.

AB ternyata sempat memberi pertolongan kepada korban setelah mengetahui tangan korban putus.

Saat itu, AB melihat di tangan kanan korban tersangkut serpihan mata pisau mesin potong rumput miliknya yang copot dan terbang. 

Karena ketakutan, AB bergegas mencabut serpihan mata pisau yang nyangkut di lengan korban.

Kemudian, AB membuang serpihan mata pisau tersebut ke bekas lahan kebun jagung yang tak jauh dari lokasi kejadian.

Bahkan pelaku yang terus dihantui ketakutan usai kejadian itu juga menanam mesin potong rumput miliknya di kebun sawit di belakang rumahnya untuk menghilangkan jejak.

Kini AB telah ditahan polisi untuk menjalani proses hukum meski perbuatannya tida ada unsur kesengajaan.

AB dinilai bertanggung jawab atas meninggalnya ibu satu anak tersebut.

Sebab, mata mesin potong rumput miliknya copot hingga terbang dan mengenai lengan kanan korban hingga putus, Senin (28/12/2020) pagi.

Demikian disampaikan Kasat Reskrim Polres Abdya, AKP Erjan Dasmi STP didamping Kabag Ops dan Kapolsek Susoh, Iptu Barmawi, saat menggelar pers rilis, Selasa (5/1/2021) di halaman Mapolres setempat.

AKP Erjan menjelaksan kronologi yang menimpa Anna yang ditemukan tidak sadarkan diri di jalan Dusun Ingin Jaya, Gampong Ujong Padang, Kecamatan Susoh, Senin (28/12/2020) pagi.

Atas peristiwa itu, perawat yang bertugas di ruang paru itu, tak hanya kehilangan tangan kanannya, namun juga harus kehilangan nyawa.

Awalnya, kata Erjan, pihaknya menduga musibah yang menimpa Anna merupakan laka tunggal.

Namun setelah mendapat laporan, pihaknya melakukan penyelidikan.

“Ada yang mengatakan begal, perampokan dan begal, atau dendam itu tidak benar, yang benar adalah beliau terkena pisau mesin pemotong rumput," tegas AKP Erjan.

"Pelaku sudah ditangkap. Intinya, kita sudah mengungkap motif yang selama ini masih tanda tanya” sebut Erjan.

Menurutnya, apa yang menimpa Anna itu adalah kecelakaan kerja dan tidak ada unsur kesengajaan. 

"Ini murni kecelakaan kerja, tidak ada unsur kesengajaan," tegasnya.

Karena, katanya, saat kejadian AB sedang bekerja membersihkan rumput di kebunnya dengan cara memotong menggunakan mesin pemotong rumput.

Tiba-tiba sebagian pisau mesin pemotong rumput lepas hingga terbang dan mengenai tangan kanan Anna yang kebetulan sedang melintas di kawasan tersebut.

Tak lama kemudian, tiba-tiba AB mendengar suara jeritan Anna yang meminta tolong diikuti suara sepeda motor yang jatuh.

Mendengar suara tersebut, AB pun ke luar dari kebun menghampiri korban yang sudah tergeletak di atas aspal.

Saat tiba ke lokasi itu, AB melihat di tangan kanan korban, ada serpihan mata pisau pemotong rumput miliknya yang copot. 

Karena ketakutan, AB pun segera mencabut dan membuang mata pisau tersebut, tanpa dilihat oleh teman Anna yang awalnya sudah melaju ke depan dan kembali ke lokasi sesuai mendengar jeritan Anna.

"Karena ketakutan, pelaku berusaha mencabut pisau yang nyangkut di lengan korban," terangnya.

Melihat kondisi tangan korban terputus, sebut Erjan, sehingga AB membuang serpihan pisau tersebut ke bekas lahan kebun jagung yang tak jauh dari lokasi kejadian.

"Jaraknya hanya berkisar 8 meter, dari lintasan jalan aspal," ungkapnya.

Erjan menambahkan, alasan AB membuang serpihan besi pemotong rumput itu, karena merasa ketakutan.

"Bahkan, karena merasa ketakutan, beliau juga menanam mesin pemotong rumput di kebun sawit di belakang rumahnya, sesuai menggantikan dengan mata pisau yang baru," pungkasnya. 

Atas peristiwa itu, AB terancam lima tahun penjara atau dijerat Pasal 359 KUHPidana.

Kasat Reskrim Polres Abdya, AKP Erjan Dasmi bersama Kabag Ops AKP Haryono SE dan Kapolsek Susoh, Iptu Barmawi, memperlihatkan barang bukti mesin pemotong rumput yang jadi penyebab perawat RSUTP Abdya putus tangan dalam konferensi pers di halaman Mapolres setempat, Selasa (5/1/2021) sore.
Kasat Reskrim Polres Abdya, AKP Erjan Dasmi bersama Kabag Ops AKP Haryono SE dan Kapolsek Susoh, Iptu Barmawi, memperlihatkan barang bukti mesin pemotong rumput yang jadi penyebab perawat RSUTP Abdya putus tangan dalam konferensi pers di halaman Mapolres setempat, Selasa (5/1/2021) sore. (SERAMBINEWS.COM/ZAINUN YUSUF)

Selasa (5/1/2021) sore, Jenazah Anna Mutia  tiba di rumah duka di Gampong Alue Pisang, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya.

Dari kejauhan, sekitar pukul 18.00 WIB suara sirene mobil ambulans terdengar meraung-raung di jalan nasional Tapaktuan - Banda Aceh menuju rumah duka.

Mendengar suara sirene mobil ambulans itu, seketika membuat rumah duka dipadati oleh warga dan keluarga yang sudah duluan menunggu kedatangan jenazah Anna.

Isak tangis pun pecah, tak sedikit suara tangis dari saudara, kerabat, dan tetangga menyambut kedatangan jenazah Anna.

"Tiba tadi sekira Pukul 18:00 WIB gitu," ujar Herianto Marzuki salah seorang keluarga Anna kepada Serambinews.com, Selasa (5/1/2021) malam.

Heri menyebutkan, seusai dilaksanakan fardhu kifayah, Anna Mutia dimakam di belakang rumah orangtuanya.

"Beliau dimakamkan di belakang rumah, kebetulan di situ juga kakek dan nenek dimakamkan," kata Heri.

Saat pemakaman itu, sebut Heri, suaminya Fajeri dan anak, bersama keluarganya ikut mengantarkan wanita berkulit putih itu ke tempat peristirahatan terakhirnya.

"(Fajeri) beliau sangat terpukul, kalau anaknya mungkin karena masih berusia dua tahun, jadi kayak tak terjadi apa-apa," pungkasnya.

(Serambinews.com/Faisal Zamzami)

Baca juga: Kapolda Aceh Serahkan Bantuan Pertamini untuk Warga Nagan Raya

Baca juga: Satpol PP Tertibkan Pedagang Pinggir Jalan T Nyak Arief, Berkkali Telah Diingatkan

Baca juga: Teddy Jelaskan Nasib Uang Rp 5 Miliar Titipan Rizky Febian hingga Singgung soal Piutang

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved