Kesehatan

Bukan Kacang-Kacangan, Ini 7 Makanan Bisa Timbulkan Gas Hingga Seseorang Sering Kentut

Bawang merah dan bawang putih memiliki konsentrasi fruktan yang tinggi, yakni sejenis karbohidrat yang sulit dicerna dan dapat menyebabkan gas, kata F

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
Mentalfloss.com
Iluitrasi tahan kentut 

Menurut Brissette, semua bagian alkohol tersebut tidak dapat dicerna oleh tubuh.

Bagian yang tidak tercerna itu akan masuk ke usus besar, yang bisa kemudian dapat menghasilkan gas dan terkadang menimbulkan kram atau ketidaknyamanan pada perut.

Baca juga: Heboh di Aceh Besar, Tanah Bergerak Membentuk Rekahan Besar di Gampong Lamkleng Kuta Cot Glie

Akan tetapi, ada beberapa tubuh yang baik-baik saja memakan gula alkohol.

Menurut studi yang diterbitkan di International Journal of Dentistry pada tahun 2016, bagi yang memiliki masalah GI seperti IBS, penyakit Crohn atau kolitis ulserativa, gula alkohol dapat membuat mereka mengalami efek tidak nyaman tertentu, termasuk gas, kembung dan diare. .

Studi tersebut juga menemukan bahwa xylitol cenderung ditoleransi lebih baik daripada alkohol gula lainnya.

Jadi jika Anda sering mengonsumsi makanan yang mengandung gula alkohol, periksa daftar bahan untuk xylitol.

Brissette juga menyarankan untuk mencari produk yang dimaniskan dengan stevia, yang juga diketahui dapat mengurangi kembung dan gas.

5. Produk susu

Seiring bertambahnya usia, kita cenderung mengalami lebih banyak kesulitan dalam mencerna produk dari susu.

Orang dengan intoleransi produk susu tidak dapat sepenuhnya mencerna laktosa, sejenis gula yang ditemukan dalam susu.

Menurut Mayo Clinic, biasanya ini terjadi karena usus kecil tidak menghasilkan cukup laktase, enzim yang bertanggung jawab untuk mencerna susu.

Orang dengan kadar laktase rendah tetap dapat mencerna susu.

Baca juga: Thailand Open 2021 – 4 Kali Tes Swab Selama di Bangkok, Hidung Pebulutangkis India Keluarkan Darah

Tetapi jika kadarnya terlalu rendah, mereka mungkin mengalami gejala, seperti mual, kembung, kram perut, gas, dan diare.

Sementara kebanyakan orang dengan intoleransi laktosa tidak harus melepaskan semua produk susu untuk mengelola kondisinya.

6. Biji-bijian Utuh

Biji-bijian dapat membuat saluran pencernaan tetap sehat, menstabilkan gula darah dan menyediakan serat, yang dapat membantu sejumlah kondisi termasuk pengelolaan berat badan.

Sebuah studi oleh National Food Institute, Technical University of Denmark yang dibahas dalam artikel ilmiah Januari 2019 di Gut menemukan bahwa ketika orang dewasa yang kelebihan berat badan mengganti produk biji-bijian olahan dengan varietas biji-bijian utuh, mereka akan kehilangan berat badan, makan lebih sedikit, dan mengalami pengurangan peradangan di tubuh.

Namun dibalik manfaat itu, biji-bijian berserat juga bisa menjadi kejutan bagi sistem pencernaan, terutama jika menambahkannya ke dalam makanan terlalu cepat.

"Tubuh Anda perlu menyesuaikan diri karena serat menghasilkan massa dan menggerakkan berbagai hal melalui sistem Anda dengan cepat," kata Brissette.

Dia merekomendasikan untuk memperkenalkan makanan kaya serat secara bertahap .

Perlu juga meningkatkan asupan air untuk melancarkan peredarannya di saluran pencernaan.

Jika tidak, mungkin ada serat kering yang menempel seperti batu di usus besar, yang bisa menjadi penyebab gas dan kembung.

7. Makanan Goreng

Banyak orang menemukan bahwa makanan berminyak membuat mereka merasa kurang enak setelah semua makanan habis.

Makanan yang digoreng dan berminyak biasanya menyebabkan gas karena penuh lemak.

Baca juga: Jadwal Thailand Open 2021 – Live di TVRI, Ahsan/Hendra hingga Greysia/Apriyani akan Bertarung Besok

Sebuah studi pada yang diterbitkan di International Journal of Molecular Medicine pada tahun 2017 menyebutkan bahwa lemak adalah makronutrien yang paling lambat dicerna.

Karena lama dicerna oleh tubuh, makanan ini akan menghabiskan lebih banyak waktu di dalam saluran pencernaan.

Sehingga dapat menyebabkan gejala yang tidak terlalu menyenangkan seperti gas, kembung, dan diare.

“Makanan berlemak tinggi tidak membentuk gas sendiri, tetapi cenderung memperlambat pencernaan sehingga makanan memiliki lebih banyak waktu untuk berfermentasi di usus besar,” kata Finkel. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved