Vaksin Covid 19
Fakta Tentang Vaksin Covid-19, Ajarkan Sistem Kekebalan Tubuh Hingga Timbulkan Gejala Demam
Beberapa fakta tentang vaksin Covid-19, dari mengajarkan sistem kekebalan tubuh sampai menimbulkan gejala demam bagi yang telah disuntik.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Mursal Ismail
Terkadang proses ini bisa menimbulkan gejala, seperti demam.
Gejala ini normal dan merupakan tanda bahwa tubuh sedang membangun perlindungan terhadap virus penyebab COVID-19.
Biasanya dibutuhkan waktu beberapa minggu bagi tubuh untuk membangun kekebalan (perlindungan terhadap virus yang menyebabkan COVID-19) setelah vaksinasi.
Artinya, ada kemungkinan seseorang tertular virus penyebab COVID-19 sebelum atau setelah vaksinasi dan tetap sakit.
Ini karena vaksin belum punya cukup waktu untuk memberikan perlindungan.
Baca juga: Fakta Seputar Prof Abdul Muthalib, Dokter yang Suntikkan Vaksin Perdana Ke Presiden Jokowi
Setelah mendapatkan vaksin COVID-19, apakah saya dinyatakan positif COVID-19 pada tes virus?
Tidak.
Baik vaksin yang diizinkan dan direkomendasikan baru-baru ini maupun vaksin COVID-19 lain yang saat ini dalam uji klinis di Amerika Serikat, tidak dapat menyebabkan Anda dites positif pada tes virus, yang digunakan untuk melihat apakah Anda sedang terinfeksi.
Jika tubuh Anda mengembangkan respons imun. Tujuan vaksinasi ada kemungkinan Anda dites positif pada beberapa tes antibodi.
Tes antibodi menunjukkan Anda pernah mengalami infeksi sebelumnya dan bahwa Anda mungkin memiliki tingkat perlindungan tertentu terhadap virus.
Para ahli saat ini sedang melihat bagaimana vaksinasi COVID-19 dapat memengaruhi hasil pengujian antibodi.
Baca juga: Dokter Sekaligus Presenter Reisa Broto Asmoro Disuntik Vaksin Sinovac Mewakili Tim Kesehatan
Jika saya sudah tertular COVID-19 dan sembuh, apakah saya masih perlu divaksinasi dengan vaksin COVID-19?
Iya.
Karena risiko kesehatan yang parah terkait dengan COVID-19 dan fakta bahwa infeksi ulang COVID-19 dimungkinkan, vaksin harus ditawarkan kepada Anda terlepas dari apakah Anda sudah terkena infeksi COVID-19.
Saat ini para ahli belum mengetahui sampai kapan seseorang terlindungi dari sakit kembali setelah sembuh dari COVID-19.