Fenomena Tanah Bergerak

Gerakan Tanah di Gampong Lamkleng, Kuta Cot Glie Tergolong Aktif, Warga Dianjurkan Cari Tempat Aman

Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh juga menurunkan tim survei geologi ke Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh juga menurunkan tim survei geologi ke Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Rabu (13/1/2021) siang 

Mahdinur mengingatkan bahwa tanah longsor yang terjadi di Gampong Lamkleng sewaktu-waktu bisa mengalami pergerakan yang lebih besar ke arah bawah dan akan mengancam keselamatan jiwa maupun harta benda penduduk setempat.

Berdasarkan amatan tim di lokasi, terdapat dua rumah yang bersentuhan langsung dengan blok longsoran, karena halaman belakang rumahnya berada tepat di atas bidang gelincir.

"Selain itu, dalam tiga hari terakhir telah terjadi penurunan muka tanah lebih dari 50 cm di Lamkleng, sehingga pergerakan tanah tersebut dikategorikan aktif," kata Mahdinur.

Baca juga: Heboh Tanah Bergerak di Aceh Besar, Makin Mengkhawatirkan, Warga Dekat Lokasi Sudah Diungsikan

Sementara itu, jumlah masyarakat yang tinggal di Gampong Lamkleng saat itu 90 KK dengan jumlah penduduk hampir 300 jiwa. Mereka inilah yang sebagiannya terancam oleh fenomena tanah bergerak tersebut.

Salah satu upaya sederhana untuk mengurangi risiko gerakan tanah di Lamkleng, kata Mahdinur, adalah dengan mengeluarkan air dari blok longsor dengan cara, antara lain, menancapkan bambu-bambu yang dilubangi kedua ujungnya ke dalam lereng.

Terkait pemantauan pergerakan tanah dapat dilakukan dengan memasang alat.

Baca juga: VIRAL Suami Istri Anggap Covid-19 Konspirasi, Ternyata Positif sampai Koma dan Paru-Paru Menghitam

Salah satu alat yang efektif untuk memantau gerakan tanah adalah ekstensometer yang dapat merekam setiap inci tanah bergerak.

Menyangkut upaya mitigasi bencana di Lamkleng, Mahdinur menawarkan dua
rekomendasi.

Tim Teknis Geologi Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, turun ke Gampong Lamkleng, Kecamatan Cot Glie, Aceh Besar untuk mengecek penyebab terjadinya pergeseran tanah yang semakin meluas, Rabu (13/1/2021).
Tim Teknis Geologi Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, turun ke Gampong Lamkleng, Kecamatan Cot Glie, Aceh Besar untuk mengecek penyebab terjadinya pergeseran tanah yang semakin meluas, Rabu (13/1/2021). (SERAMBINEWS.COM/ASNAWI LUWI)

Pertama, masyarakat harus selalu waspada terhadap hujan yang merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya tanah longsor di Gampong Lamkleng.

Kedua, saat curah hujan pada kawasan tersebut di atas 80 mm/jam, masyarakat disarankan untuk mencari tempat yang relatif lebih aman, dengan kata lain harus mengungsi.

Baca juga: VIDEO Kondisi Terkini Fenomena Tanah Bergerak di Aceh Besar, Begini Kesaksian Warga

Sebagaimana diberitakan Serambinews.com kemarin lokasi gerakan tanah tersebut terletak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie.

Jarak dari Indrapuri ke lokasi sekitar 15 km ke arah timur dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat.

Secara geografis, desa itu berada pada koordinat 5°22'59.83" LU dan 95°32'7.54" BT.

Penggunaan lahan di Lamkleng berupa permukiman, persawahan, dan kebun garapan berupa palawija (cabai, tomat, dan lain-lain), di samping sebagai pada penggembalaan ternak sapi dan kambing.

Baca juga: Dukung Raffi Ahmad Disuntik Vaksin, Ernest Prakasa : Dia Sangat Berpengaruh ke Masyarakat Luas

Secara khusus, Dr Nazli Ismail dari Prodi Magister Ilmu Kebencanaan USK menyarankan agar peternak jangan lagi menggembalakan ternaknya di sekitar tanah bergerak itu.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved