Fenomena Tanah Bergerak
Hasil Survei Geologi, Tanah di Gampong Lamkleng, Kuta Cot Glie Bergerak Secara Rotasional
Tim survei geologi dari Program Studi (Prodi) Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK) sudah turun ke lokasi tanah bergerak
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Muhammad Hadi
Putarannya ke arah sungai yang melintasi desa tersebut, yakni Krueng (Sungai) Aceh.
Berdasarkan amatan para surveyor, mahkota longsor (crown) terlihat jelas berupa rekahan di permukaan tanah.
Dalam survei awal ini, tim sudah melakukan survei dengan cara memetakan lokasi-lokasi 'crown' dan 'main scarp', serta lokasi 'toe' yang berada pada bagian bawah lereng.
Baca juga: Tanah Bergerak Gampong Lamkleng, Dua KK Telah Mengungsi
Menurut Dr Bambang Setiawan, survei lanjutan dilakukan mulai Kamis besok (14/1/2021) sampai dengan lima hari ke depan.
Dalam survei lanjutan ini, Tim Teknik Geologi USK akan mulai membuat beberapa titik kontrol di atas bagian tanah yang saat ini masih bergerak.
Selanjutkan, titik kontrol tersebut diamati setiap harinya untuk mendapatkan nilai vektor dan kecepatan gerakan tanah di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar.
Tim survei awal ini terdiri atas Dr Bambang Setiawan (Ketua Prodi Teknik Geologi USK),
Ibnu Rusydy M.Sc (Dosen Teknik Geologi/Sekjur Teknik Kebumian USK), Nafisah Al-Huda MT (Dosen Teknik Geologi USK), Khairil Umam ST (Laboran Teknik Geologi USK),
Intan Mutia ST (Laboran Teknik Geologi USK), dan Juelyan ST (Asisten Dosen Teknik Geologi, USK).
Baca juga: Tim Prodi Teknik Geologi USK akan Selidiki Fenomena Tanah Bergerak di Kuta Cot Glie Aceh Besar
Baca juga: Media Asing Sorot Kebijakan Vaksin di Indonesia, Utamakan Muda daripada Lansia, Berbeda dengan Lain
Sebelumnya, berdasarkan pandangan secara kasatmata (tanpa alat untuk survei kebumian), Dr Nazli Ismail sudah menyimpulkan bahwa terjadinya tanah bergerak dan rekahan memanjang tersebut disebabkan oleh tanahnya sudah jenuh terhadap air.
Kejadian ini, kata Nazli, erat kaitannya dengan tingginya curah hujan dalam sepekan terakhir di wilayah Aceh Besar dan Banda Aceh, sehingga menyebabkan tanah labil.
Kebetulan, lokasi tanah bergerak itu hanya sekitar 30 meter dari Krueng Aceh.
Rekahannya pun memanjang mengikuti alur sungai. Tebing tanah pun miringnya ke arah sungai.
Semua ini berkontribusi terhadap terjadinya fenomena tanah bergerak dan merekah dengan kedalaman sekitar 30-40 cm.
Baca juga: Semakin Heboh di Aceh Besar, Tanah Aktif Mengalami Pergeseran, Warga Lamkleng Semakin Was-Was
"Saat saya amati hari ini, kedalamannya bahkan mulai bertambah, dari 40 menjadi 70 cm. Ini menandakan tanahnya terus bergerak ke arah sungai," kata Nazli Ismail menjawab Serambinews.com via telepon, Rabu siang.