Vaksin Covid 19
Komite Penyelamatan Internasional Sebut Ramai Warga Tidak Menerima Vaksin pada Tahun 2021
Laporan tersebut disampaikan melalui website resmi Komite Penyelamatan Internasional, rescue.org, pada hari Selasa (12/1/2021).
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Mursal Ismail
Laporan tersebut disampaikan melalui website resmi Komite Penyelamatan Internasional, rescue.org, pada hari Selasa (12/1/2021).
SERAMBINEWS.COM - Ramai warga yang tidak menerima vaksin pada tahun 2021, menurut laporan Komite Penyelamatan Internasional (Internasional Rescue Committee).
Laporan tersebut disampaikan melalui website resmi Komite Penyelamatan Internasional, rescue.org, pada hari Selasa (12/1/2021).
Menurut laporan, ramai yang tidak menerima vaksin pada tahun 2021 dengan berbagai alasan.
Ketika negara-negara berpenghasilan tinggi mulai meluncurkan kampanye vaksinasi COVID-19.
Ada peningkatan kekhawatiran bahwa miliaran orang tidak akan menerima vaksin.
Hal ini disebabkan karena kekurangan pasokan vaksin COVID-19, ditambah dengan rasa nasionalisme, menyebabkan sebagian besar orang yang berada dalam konflik dan terpengaruh krisis.
Baca juga: VIDEO Tangan Dokter Abdul Muthalib Gemetar Saat Suntikkan Vaksin ke Lengan Jokowi
Banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah, tidak dapat mengakses vaksin COVID-19 pada tahun 2021.
COVAX - inisiatif global untuk memastikan akses cepat dan adil terhadap vaksin COVID-19 untuk semua negara.
Mengharapkan vaksin menjangkau paling banyak 20% populasi dikonteks pendapatan rendah dan menengah ke bawah, dengan kenyataan yang mungkin banyak.
Namun, pandemi dan gempa susulannya tidak akan berakhir sampai semua orang diperhitungkan dan dapat divaksinasi.
Hal ini membutuhkan distribusi vaksin yang adil di negara-negara berpenghasilan tinggi dan rendah.
Baca juga: 5.080 Vaksin Sinovac Tiba di Aceh Besar, Diterima Langsung Bupati Mawardi Ali
Termasuk untuk pengungsi dan pengungsi internal, yang jumlahnya melebihi 80 juta pada tahun 2020.
Mengakibatkan sejumlah besar orang yang tidak memiliki perlindungan internasional dan akses yang memadai ke sistem kesehatan.
Karena banyak dari populasi dapat berpindah-pindah, risiko tambahan penyebaran COVID-19 akan terjadi kecuali mereka disertakan dalam upaya vaksinasi.