Mulai Ada Rumah yang Retak di Lokasi Tanah Bergerak di Cot Glie
Sejak hari ketiga, seisi rumah tersebut sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Amirullah
Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Fenomena tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, masih terus berlangsung intensif dan telah memasuki hari kelima sejak 10 Januari 2021 lalu.
Pada hari kelima hari ini, Jumat (15/1/2021), bidang gelincir tanah yang longsor tersebut semakin lebar dan dalam. Di beberapa bagian kedalamannya bahkan ada yang sudah lebih dari 1 meter.
Sedangkan sehari sebelumnya berkisar antara 40, 50, hingga 72 cm.
Retakan tanah searah alur sungai Krueng Aceh yang melintasi desa (gampong) tersebut ternyata berdampak juga ke sebuah rumah permanen di desa itu, milik Nyonya Fitrina.
Lantai dan dinding rumah tersebut kini retak. Retakannya sejajar dengan rekahan tanah yang berada di belakang rumah permanen yang sebagian dindingnya belum diplester itu.
Baca juga: Pemkab Evakuasi Warga Lamkleng dari Lokasi Tanah Bergerak
Baca juga: Bupati Aceh Besar Buka Posko di Lokasi Tanah Bergerak, Rekahan Tambah Lebar dan Dalam
Sejak hari ketiga, seisi rumah tersebut sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Kondisi yang demikian terungkap ketika tim geologi dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh berkunjung ke Gampong Lamkleng pada Kamis maupun Jumat (14 dan 15 Januari 2021).
Saat berkunjung pada hari Kamis, salah seorang pegawai Dinas ESDM Aceh, Yusmardani Arya Putra, bahkan membuat video yang diunggah di YouTube tentang fenomena gerakan tanah yang makin mencemaskan di Gampong Lamkleng.
Putra yang merupakan geolog atau 'geologist' itu memaparkan panjang lebar tentang bidang gelincir dan bagian tanah yang longsor di desa itu sejak 10 Januari lalu.
Menurutnya, dari hari ke hari, kedalaman dan lebar blok retakan terus bertambah. Misalnya, dari 40 ke 50, 70, hingga di atas 100 cm kedalaman tanah longsornya.
Baca juga: Fenomena Tanah Bergerak di Aceh Besar Masih Terjadi, Warga Lamkleng Gelar Doa Bersama
Baca juga: 14 KK Penduduk Gampong Lamkleng Kuta Cot Glie Aceh Besar Mengungsi, Rumah Terdampak Tanah Bergerak
Di bagian tebing menuju sungai, bidang gelincirnya malah lebih parah. Rumpun bambu yang tumbuh di tebing sungai itu kini terbelah. Sebagian besar mulai amblas ke arah sungai. Beberapa pohon pun terlihat mulai condong ke sungai.
Putra menyimpulkan bahwa sangat berbahaya jika ada warga yang melintas di blok longsoran tersebut, karena penurunannya terus berlangsung dari hari ke hari.
Video yang diunggah Putra ke YouTube pada Kamis (14/1/2021) itu sudah ditonton sebanyak 270 kali.
Putra merekomendasikan bahwa mengungsi atau mengevakuasi anggota keluarga dari dua hingga tiga rumah di blok longsoran itu adalah solusi terbaik saat ini demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Sementara itu, Jumat pagi, tim geologi dari Dinas ESDM Aceh datang lagi ke Gampong Lamkleng. Misi kali ini dipimpin langsung oleh Ir Mahdinur MM, selaku kepala di dinas tersebut.
Hingga siang ini tim yang turun tadi pagi sedang menyiapkan laporan lengkap tentang kondisi hari kelima di desa yang mengalami gerakan tanah secara rotasional tersebut.
Baca juga: Tim Prodi Teknik Geologi USK akan Selidiki Fenomena Tanah Bergerak di Kuta Cot Glie Aceh Besar
Baca juga: Heboh di Aceh Besar, Tanah Bergerak Membentuk Rekahan Besar di Gampong Lamkleng Kuta Cot Glie
Namun, kepada Serambinews.com Mahdinur menyampaikan sekilas bahwa
bidang gelincir tanah di Lamkleng semakin melebar. Kedalamannya pun makin bertambah.
Diprediksi, fenomena seperti itu akan terus terjadi dalam beberapa hari ke depan. Terlebih jika turun lagi hujan lebat di kawasan itu.
Mahdinur mengapresiasi langkah cepat yang diambil Bupati Aceh Besar, Ir Mawardi Ali yang mendirikan pos komando (posko) pengamatan di desa itu sejak Kamis (14/1/2021) siang.
Di posko ini ditempatkan petugas untuk memantau siang dan malam perkembangan di lokasi tanah bergerak tersebut.
Baca juga: Badan Geologi Keluarkan Peringatan Dini Tanah Bergerak di Aceh, Ini Titik-titiknya
"Kalau terjadi hal-hal yang tak diinginkan, misalkan tanahnya amblas dalam skala besar, petugas posko langsung bisa bertindak dan melakukan evakuasi warga sehingga tak sampai menimbulkan korban jiwa dan harta benda," kata Mawardi Ali menjawab Serambinews.com, Kamis (14/1/2021) malam.
Mahdinur memuji langkah antisipatif yang dilakukan Bupati Aceh Besar tersebut. "Alhamdulillah, dengan adanya posko di sana maka setiap perkembangan bisa dipantau terus, siang dan malam," kata Mahdinur.
"Jangan sampai saudara-saudara kita di Lamkleng menjadi korban. Sementara kita punya tupoksi dan keahlian yang bisa kita rekomendasikan untuk membantu mengatasi masalah yang kini mereka hadapi," ujar Mahdinur. (*)