Selebriti
Miris! TKW Meninggal di Mesir, Keluarga Diminta Rp 170 Juta Jika Ingin Jenazah Dipulangkan
"Katanya itu kalau ingin jenazah dipulangkan ke Tanah Air harus menyiapkan uang dalam jumlah besar,
"Katanya itu kalau ingin jenazah dipulangkan ke Tanah Air harus menyiapkan uang dalam jumlah besar,
SERAMBINEWS.COM - Malang benar nasih perempuan asal Indaramayu ini.
Suniah (50), Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW asal Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu dikabarkan meninggal dunia di Mesir pada Selasa (19/1/2021).
Mendengar kabar tersebut, pihak keluarga yang ada di Indonesia berkabung.
Suniah sendiri diketahui ditemukan meninggal dunia seusai mengalami sakit kepala yang berat.
Ia ditemukan tergeletak di kamar mandi rumah majikannya di Mesir setelah 3 jam tidak keluar dari kamar mandi.
Keluarga pun, kini mengaku kebingungan untuk memulangkan jenazahnya ke Indonesia.
Baca juga: Wirda Mansur Batal Taaruf, Pernah Ingin Nikah Muda, Kini Dijodohkan dengan Anak Syekh Ali Jaber
Baca juga: Donald Trump Tinggalkan Gedung Putih Sambil Berkata: Ini Sebuah Kehormatan Besar
Baca juga: Gandeng LP3M USK, Universitas Sains CND Langsa Gelar Workshop Peninjauan Kurikulum Semua Prodi
Pasalnya, konsuler kedutaan besar republik indonesia (KBRI) di Mesir meminta sejumlah uang dalam nominal besar dengan alasan biaya pemulangan jenazah.
Terlebih, Suniah sendiri diketahui merupakan TKW yang diberangkatkan secara ilegal pada sekitar tahun 2019 lalu.
"Katanya itu kalau ingin jenazah dipulangkan ke Tanah Air harus menyiapkan uang dalam jumlah besar, pihak kedutaan di sana yang bilang saat mengabari kakak saya meninggal," ujar adik Suniah, Kasman (48) kepada Tribuncirebon.com, Rabu (20/1/2021).
Kasman menambahkan, selain itu meminta uang dengan nominal besar, konsuler tersebut juga menyampaikan, untuk proses pemulangan jenazah kemungkin akan memakan waktu yang lama.
Yakni, sekitar 1-2 bulan dengan alasan pandemi Covid-19.
"Sampai sekarang kami dari pihak keluarga belum memutuskan harus bagaimana, masih mau berembuk dulu," ujarnya.
Kepala Desa Dadap, Asyriqin Syarif Wahadi mengaku menyesali adanya permintaan uang tersebut.
Pemerintah desa pun, diakui dia, sama seperti pihak keluarga diberi kabar soal biaya yang harus disiapkan oleh pihak konsuler di Mesir.