Penanganan Covid 19

Sudah Tiga Bulan, Abdya Bertahan di Zona Kuning, Kasus Baru Covid-19 Tak Ditemukan Lagi

Dalam tiga bulan terakhir, Abdya bertahan zona kuning atau daerah risiko rendah penyebaran Covid-19.

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Taufik Hidayat
hand over dokumen pribadi
Safliati SST MKes, Kepala Dinkes/Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Abdya 

Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), masih bertahan zona kuning atau daerah risiko rendah penyebaran Covid-19, selama tiga bulan terakhir, tidak ada perubahan.

Sementara kasus baru warga Abdya terkonfirmasi Positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), juga tidak ditemukan lagi selama satu setengah bulan terakhir atau sejak 10 Desember lalu hingga Kamis (21/1/2021) sore.  

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Abdya, Safliati SST MKes dihubungi Serambinews.com, Kamis (21/1/2021) menjelaskan, Abdya masuk status zona kuning atau risiko rendah penyebaran Covid-19, diumumkan Sekda Aceh, dr H Taqwallah MKes melalui Video Telekonference (Vidcon), Rabu.

Vidcon tersebut yang diikuti Ketua Gugus Tugas Provinsi dan Gugus Tugas seluruh Kabupaten/Kota. Salain Kabupaten Abdya yang tetap bertahan, ada tiga kabupaten lain di Aceh, dari orange kembali menjadi zona kuning, yaitu Aceh Tenggara, Aceh Timur, dan Bireuen.

Sedangkan 19 kabupaten/kota lainnya di Aceh masih status zona orange. Status zona penyebaran Covid-19 terus dianalisis secara rutin oleh Satgas Covid-19 Pusat berdasarkan update data tentang penyebaran Covid-19 yang dikirim setiap hari dari daerah-daerah.

Safliati juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Abdya menjelaskan, warga setempat yang terkonfirmasi Positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), berjumlah 94 orang, hasil pendataan sejak Maret 2020 lalu.

Sejak 10 Desember lalu hingga Kamis (21/1/2021) sore, tidak ditemukan lagi kasus baru atau tidak ada lagi pasien Positif Corona yang dirawat di rumah sakit/isolasi di rumah.

Juga tidak ada lagi kasus baru probable, sebelumnya disebut PDP (Pasien Dalam Perawatan) lebih dari satu bulan terakhir, termasuk ada warga Kabupaten Abdya yang masuk data Suspek, sebelumnya dinamakan ODP (Orang Dalam Pengawasan) selama hampir dua bulan terakhir.

Penyebaran Virus Corona di kawasan Kabupaten Abdya untuk sementara sepertinya berhasil ditekan. Untuk itu semua pihak diminta dapat dipertahankan dan ditingkatkan semua pihak dengan disiplin penerapan protokol kesehatan (protkes).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Abdya, Safliati SST MKes dihubungi Serambinews.com, Senin (18/1/2021) mengakui kalau daerah tersebut masih bertahan zona kuning atau risiko rendah penyebaran Covid-19.

Kewenangan penetapan zona dikatakan adalah Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Pusat. Penetapan dilakukan berdasarkan analisis update data setiap hari dikirim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 masing-masing daerah.

Kondisi pandemi Covid-19 yang berhasil ditekan untuk sementara di Abdya, diharapkan tidak membuat menjadi lengah dalam penerapan protkes.

“Dimana saja dan kapal saja, ketentuan 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu menjaga jarak) tetap harus dipatuhi,” tegas Safliati juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Abdya.

Terlebih lagi, kata Safliati, penyebaran Corona di luar Kabupaten Abdya, menunjukkan trend meningkat kasus baru positif. “Jika kita semua tak disiplin menerapkan protkes, maka tak tertutup kemungkinan muncul lagi kasus baru Covid-19,” katanya.

Dia membenarkan, berdasarkan update data terakhir yang dirilis, Kamis (21/1/2021) sore pukul 17.00 WIB, tidak terjadi penambahan kasus baru warga Abdya yang terkonfirmasi Positif Covid-19.

Kasus baru positif Corona tidak bertambah sejak 10 Desember 2020 atau selama hampir satu setengah bulan terakhir. Juga tidak ada kasus baru probable (PDP) dan data suspek (ODP) di wilayah sembilan kecamatan setempat.  

Lebih lanjujt dijelaskan bahwa warga Kabupaten Abdya, yang terkonfirmasi Positif Covid-19, hasil pendataan sejak Maret hingga awal  Desember 2020 mencapai 94 orang.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 86 pasien berhasil sembuh setelah menjalani rawatan di rumah sakit dan isolasi di rumah. Sedangkan 8 pasien lainnya meninggal dunia.

Sebanyak 86 pasien positif dinyatakan sembuh setelah mereka menjalani rawatan di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh dan Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) Abdya, beberapa orang diantaranya menjalani isolasi di rumah setelah dirawat di rumah sakit.

Sementara 8 pasien Positif Corona akhirnya meninggal dunia, masing-masing 3 warga Kecamatan Babahrot, 2 warga Kecamatan Blangpidie, 1 warga Kecamatan Jeumpa, 1 warga Kecamatan Lembah Sabil, dan 1 warga Kecamatan Kuala Batee.

Baca juga: PKK Keude Siblah Blangpidie Abdya Gelar Lomba Memasak, Ini Juaranya

Baca juga: Bupati Abdya Resmikan Pembangunan Masjid Al-Ikhlas di Susoh

Baca juga: Jelang Pilkada 2022, PNA Aceh Jaya Jaring Kandidat Calon Bupati dan Wakil Bupati, Ini Kriterianya

Baca juga: Dijodohkan dengan Hasan Ali Jaber, Wirda Mansur Beri Penjelasan Ini

Probable dan Suspek   

Sementara itu Kasus baru probable (PDP) dan data Suspek (ODP) Covid-19, menurut Kepala Dinkes Abdya, Safliati tidak ditemukan lagi sejak 23 November 2020 hingga Kamis (21/1/2021) sore.

Probable atau pasien bergejala Covid-19 di Kabupaten Abdya, hasil pendataan sejak Maret 2020 lalu, berjumlah 47 orang.

Sebanyak 43 orang diantaranya dinyatakan sembuh karena tidak ditemukan lagi gejala Covid-19 setelah dirawat.

Sedangkan empat pasien probable lainnya meninggal dunia, yaitu satu  warga Kecamatan Kuala Batee, satu warga Kecamatan Blangpidie, dan satu warga asal Jakarta Selatan, dan satu warga Kecamatan Susoh.

Bukan saja probable, warga Kabupaten Abdya yang masuk data Suspek (ODP)  juga tidak ditemukan lagi sekitar  dua bulan terakhir atau hingga  Kamis (21/1/2021) sore.

Safliati menjelaskan update data terakhir Suspek di Kabupaten Abdya, sejumlah 202 orang, hasil pendataan sejak Maret 2020 lalu. Tapi, seluruhnya selesai menjalani isolasi di rumah sejak hampir dua bulan lalu.

Baca juga: Bantu Kawal Ambulans di Jalan, Komunitas Bermotor Rela Korbankan Waktu

Baca juga: Pria Ini Bunuh Wanita Bule Slovakia Karena Tak Mau Diajak Balikan, Korban Tewas dengan Luka Tusuk

Baca juga: Joe Biden Ancam Pecat Pejabat Tak Ramah dan Tak Hormati Sesama, Aku Akan Memecatmu Saat Itu Juga

Persiapan Vaksinasi Covid-19

Sebelumnya, Kepala Dinkes Abdya, Safliati SST MKes menjelaskan, kabupaten setempat untuk tahap I mendapat alokasi 2.920 dosis vaksin Sinovac yang akan digunakan untuk vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Vaksin produksi Sinovac Life Sciences Co Ltd Cina dan PT Bio Farma (Persero) itu, dijadwalkan akan ditiba Dinas Kesehatan (Dinkes) Abdya awal Februari mendatang.

“Tempat dosis vaksin tersebut sudah kita siapkan di Dinkes, sebelum didistribusikan ke puskesmas kecamatan-kecamatan,” kata Kepala Dinkes Abdya, Safliati SST MKes dihubungi Serambinews.com, Minggu (17/1/2021).

Saat ini, Dinkes Abdya tengah melakukan persiapan pelaksanaan vaksinasi Covid-19, termasuk persiapan during atau tenaga medis yang akan melaksanakan tugas vaksinasi serta persiapan sasaran atau penerima vaksin Covid-19. 

Safliati juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Abdya menjelaskan, berdasarkan data  yang diterima dari Dinkes Provinsi Aceh bahwa Kabupaten Abdya mendapat alokasi 2.920 dosis vaksin Sinovac untuk tahap pertama.

Masih berdasarkan data yang diberikan Dinkes Aceh itu bahwa sasaran prioritas penerima vaksin adalah tenaga kesehatan (nakes) sejumlah 1.437 orang.

Kemudian, tenaga pelayanan publik, yaitu Pimpinan Aparatrur Sipil Negara (ASN) dan TNI/Polri, masyarakat yang rentan serta pelaku ekonomi essensial dan kelompok masyarakat lainnya.

Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran vaksinasi berumur 18 sampai 59 tahun, namun terlebih dahulu dilakukan screening. Sebab, ada 16 kriteria yang tidak mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Siapa saja mereka?  Pertama, mereka yang pernah terkonfirmasi menderita Covid-19.

Selanjutnya, mereka yang hamil atau menyusui,

Gejala Ispa seperti batuk/pilek/sesak napas dalam 7 hari terakhir,

Kontak erat/Suspek/konfirmasi/sedang dalam perawatan karena penyakit Covid-19,

Memiliki riwayat alergi berat atau mengalami gejala sesak napas, bengkak dan kemerahan setelah divaksinasi Covid-19 sebelumnya,

Mendapatkan terapi aktif jangka panjang  terhadap penyakit kelainan darah,

Menderita penyakit jantung (gagal jantung/penyakit jantung coroner),

Menderita penyakit autoimun sistemik (sle/lupus, sjogren, vaskulis dan autoimun lainnya),

Menderita penyakit ginjal (penyakit ginjal kronis/sedang menjalani hemodialysis/dialysis peretonial/tranplantasi ginjal/sidroma nefrotik dengan kortikosteroid),

Menderita penyakit reumatik autoimun/rhematoid arthritis,

Menderita penyakit saluran pencernaan kronis,

Menderita penyakit hepertiroid/hipotiroid karena autoimun,

Menderita penyakit kanker, kelainan darah, imunokompromais/defisiensi imun dan penerima produk darah/tranfusi,

Menderita penyakit diabetes melitus,

Menderita HIV, dan

Memiliki penyakit paru (Asma, PPOK, TBC).

Menyangkut ketersediaan  tenaga kesehatan untuk melaksanakan tugas vaksinasi di 13 puskesmas di Kabupaten Abdya, Safliati menjelaskan, tenaga vaksinasi (during) sudah tersedia satu orang di setiap puskesmas, dan mereka memang telah mengikuti pelatihan imunisasi, disamping tenaga vaksinasi yang ada di Dinkes Abdya.

Bersama-kita lawan virus corona

Serambinews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat Pesan Ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu menjaga jarak).(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved