Berita Aceh Besar
Zulfikar Aziz Kunjungi Anak Disabilitas, Ini Permintaannya kepada Pemkab Aceh Besar dan Pemprov Aceh
YaSDA di Gampong Meunasah Papeun, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, ini juga dikenal Rumah Cerebral Palsy.
Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Mursal Ismail
YaSDA di Gampong Meunasah Papeun, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, ini juga dikenal Rumah Cerebral Palsy.
Laporan Asnawi Luwi | Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Wakil Ketua DPRK Aceh Besar, Zulfikar Aziz SE, mengunjungi anak-anak disabilitas di Yayasan Sahabat Difabel Aceh (YaSDA) Program Terapi dan Edukasi Anak Disabilitas.
YaSDA di Gampong Meunasah Papeun, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, ini juga dikenal Rumah Cerebral Palsy.
Sedangkan kunjungan dilakukan wakil rakyat ini Senin (25/1/2021).
Disela-sela kunjungan ini, Zulfikar Aziz, melalui Serambinews.com meminta Pemkab Aceh Besar dan Pemprov Aceh memberikan perhatian serius dan fokus terhadap anak disabilitas.
Termasuk bagi mereka yang sedang menjalani terapi dan edukasi di Meunasah Papeun itu.
Baca juga: 18 Rohingya asal BLK Kandang Ditangkap di Medan, Hendak Berangkat ke Malaysia
Baca juga: VIDEO Nenek 80 Tahun Hidup Sendiri dan Tak Terurus Bikin Warganet Sedih
Baca juga: VIDEO Main Tik Tok di Atap Gedung, Puluhan Remaja Dibubarkan oleh Satpol PP
"Program-Program untuk penyandang disabilitas harus difokuskan dalam APBA dan APBK Aceh Besar karena sudah ada Qanun tentang Hak-hak Disabilitas," kata Zulfikar Aziz.
Politisi PKS ini mengatakan anak-anak disabilitas yang sedang menjalani terapi itu harus dilatih skill.
Program ini bisa dilakukan melalui Dinas Sosial, di samping juga tetap diberikan bantuan lainnya baik untuk asupan gizi maupun kebutuhan sandang mereka, misalnya popok.
Sementara itu, Ketua Yayasan Sahabat Difabel Aceh, Nuraida, mengatakan, kegiatan terapi untuk anak-anak disabilitas mereka laksanakan setiap Senin hingga Sabtu.
Setiap anak diterapi satu jam dan seminggu tiga kali per anak. Kata dia, anak yang rutin diterapi saat ini sepuluh orang dan 50 anak lainnya mereka datangi ke lokasi.
“Karena yang menjadi kendala selama ini, masyarakat susah membawa anaknya untuk terapi.
Oleh karena itu, kita membutuhkan mobil operasional untuk mengantar dan menjemput anak-anak yang akan diterapi,” kata Nuraida.
Lebih lanjut, Nuraida, mengatakan selama ini anak-anak disabilitas itu juga dilatih berenang di kolam renang milik Darwati A Gani. Anggota DPRA ini meminjam pakaikan kolam renang miliknya itu untuk anak-anak ini.
Sementara itu, Fisioterapi anak-anak ini, Fara Umaina, mengatakan untuk setiap anak minimal satu jam hingga dua jam menjalani terapi.
Hasilnya terhadap anak-anak itu kini sudah banyak perkembangannya, apalagi mereka juga diberikan edukasi. (*)