Internasional
Joe Biden Boyong Kembali Para Profesional Virus Corona Yang Diabaikan Donald Trump
Presiden AS Joe Biden akan memboyong kembali para profesional penanganan virus Corona. Sebelumnya, selama hampir setahun di bawah Presiden AS Donald
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Presiden AS Joe Biden akan memboyong kembali para profesional penanganan virus Corona.
Sebelumnya, selama hampir setahun di bawah Presiden AS Donald Trump diabaikan.
Joe Biden memanggil ilmuwan terkemuka dan ahli kesehatan masyarakat.
Dengan tugas memberi tahu publik secara teratur tentang pandemi yang telah merenggut lebih dari 425.000 nyawa AS .
Mulai Rabu (27/1/2021) para ahli akan mengadakan pengarahan tiga kali seminggu tentang keadaan wabah, seperti dilansir AP.
Upaya mengendalikannya dan perlombaan untuk memberikan vaksin dan terapi untuk mengakhirinya.
Hal itu terjadi perbedaan tajam dari pengarahan pemerintahan sebelumnya.
Ketika pejabat kesehatan masyarakat berulang kali dirusak oleh seorang presiden yang membagikan gagasannya yang belum terbukti tanpa ragu-ragu.
Baca juga: Muslim AS Sambut Baik Kebijakan Joe Biden, Dapat Segera Berkumpul Bersama Keluarga
“Kami membawa kembali para profesional untuk berbicara tentang Covid dan dengan cara yang tidak dipernis,” kata Biden kepada wartawan, Selasa (26/1/2021).
“Setiap pertanyaan yang Anda miliki, begitulah cara kami menanganinya, karena kami membiarkan sains berbicara lagi,"tambahnya.
Pengarahan baru, yang dimulai hanya seminggu setelah masa jabatan Biden, dimaksudkan sebagai penolakan eksplisit terhadap pendekatan pendahulunya terhadap wabah virus Corona.
Presiden Donald Trump mengklaim sebagai pusat perhatian dan mengacaukan pesan para ahli kesehatan masyarakat terkemuka negara itu.
Terutama pada hari-hari awal yang kritis dari virus dan akhirnya sebagian besar memberantas mereka ketika jumlah kematian pandemi semakin curam.
Baca juga: Presiden Joe Biden Serukan Warganya Beli Produk Sendiri Made In America
Pengarahan baru adalah bagian dari upaya Biden untuk membangun kembali kepercayaan publik pada institusi.
Terutama pemerintah federal, dengan komitmen untuk berbagi kabar buruk dengan kebaikan.