Niat Bela Ganjar Pranowo terkait Soal Ujian 'Pak Ganjar Tidak Salat', Tsamara Ditertawakan Warganet

Dalam cuitannya, Selasa (10/2/2021), Tsamara awalnya menyanjung respon dari Ganjar Pranowo terkait viralnya tangkapan layar soal itu.

Editor: Amirullah
TRIBUNNEWS/FX ISMANTO
Ketua DPP Pusat PSI Tsamara Amany Alatas. 

Sebuah mata pelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti untuk kelas III SD viral di medsos.

Gara-garanya ada pertanyaan yang mengaitkan nama Pak Ganjar yang tak pernah bersyukur, bahkan tak pernah salat.

Memang pertanyaan dengan jawaban multiple choice tersebut menyebut Pak Ganjar sebagai Ganjar Pranowo.

()

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menanggapi enteng nama Pak Ganjar yang tak pernah bersyukur dalam buku mata pelajaran SD. Mungkin itu kritik buat saya. (dok. Humas Pemprov Jateng)

Namun publik langsung mengkaitkan dengan Ganjar Pranowo yang belakangan populer sebagai salah satu kandidat calon Presiden 2024 mendatang.

General Manager PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Solo Mas Admuawan menanggapi viralnya nama Ganjar dalam buku pelajaran tersebut.

"Terkait nama Pak Ganjar yang ada di buku agama kita, tadi dari Kesbangpol Jateng itu sudah klarifikasi ke sini kami juga yang menemui dan menjelaskan. Dan juga dari Polresta Solo," kata dia di Solo, Jawa Tengah, Selasa (9/2/2021).

Dia menegaskan, nama Ganjar tersebut sebenarnya tidak ada kaitannya dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Ridho Rhoma Ditangkap Karena Narkoba, Jenis Amfetamin, Ini Bahaya, Bisa Berujung Kematian

"Jadi Pak Ganjar itu sekadar contoh sebuah nama di soal saja. Terbitnya tahun 2009. Sementara Pak Ganjar (Gubernur Jateng) mulai 2013. Jadi empat tahun sebelumnya," kata dia.

()

General Manager Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Solo Mas Admuawan saat memberikan klarifikasi viralnya foto soal mata pelajaran yang menyebut nama Ganjar di Solo, Jawa Tengah, Selasa (9/2/2021). (KOMPAS.com/LABIB ZAMANI)

Mengenai munculnya nama Ganjar dalam buku pelajaran agama, kata Admuawan, buku itu terbit tahun 2009.

Ketika itu, nama Ganjar belum dikenal seperti sekarang ini.

Sementara, dalam kode etik penyuntingan buku pelajaran ada beberapa yang diacu sebagai dasar penerbitan buku.

"Di antaranya adalah tidak boleh menyebut SARA, tidak boleh juga bias gender harus mengakomodir keberagaman, kebhinekaan, memupuk nasionalisme ini kita laksanakan," ungkap dia.

"Bahkan, kalau kita mencantumkan nama dari luar seperti Mikhael atau apa itu tidak boleh. Nah, nama saya kan komplit. Kebetulan salah satu nama yang tercantum di buku kami adalah Pak Ganjar," sambung dia.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved