Berita Aceh Barat
Prof Jasman J Ma'ruf: Rektor Seluruh Aceh Harus Bersanding, Bukan Bertanding
Rektor Universitas Teuku Umar (UTU), Prof Dr Jasman J Ma'ruf MBA menyerukan agar seluruh rektor perguruan tinggi negeri (PTN) di Aceh kompak
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Muhammad Hadi
Jasman mengatakan bahwa di universitas yang baru dinegerikan tujuh tahun itu juga diajarkan "Teuku Umar Leadership" sebagai mata kuliah wajib untuk semua mahasiswa baru.
Menurutnya, di kampus itu juga ada Catur Teuku Umar (Teuku Umar Spell) yang sangat terkenal di Belanda.
Juga ada duplikat uang kertas ukuran jumbo yang gambar pahlawannya adalah Teuku Umar (nominal Rp 10.000) dan Cut Nyak Dien (nominal Rp 5.000) keluaran Bank Indonesia.
"Nah, hari ini kita resmikan pula Hall of Fame Teuku Umar," kata Jasman.
• KPU Minta KIP Tidak Jalankan Tahapan Pilkada di Aceh
Peresmian Hall of Fame Teuku Umar itu ditandai dengan pengguntingan pita oleh Prof Jasman didampingi istrinya.
Di hall itu ada lukisan besar Teuku Umar yang dilukis Profesor AD Pirous, pelukis ternama asal Aceh Barat.
Ada juga kronologi tahun-tahun penting dalam kehidupan Teuku Umar.
Mulai dari tahun lahirnya, tahun ia mara ke medan perang dalam usia 19 tahun, tahun ia menikahi Cut Nyak Dhien, tahun ia menipu Belanda, hingga tahun syahidnya akibat ditembak serdadu Belanda.
Di hall sekitar 15 x 10 meter itu dipajang juga lemari etalase berkaca tebal.
Di dalamnya didisplay rencong, pedang, dan senjata jenis lainnya yang digunakan mujahid Aceh di Meulaboh melawan Belanda.
Di hall tersebut dipajang juga foto atau lukisan wajah para pahlawan Aceh, pria maupun wanita. Di antaranya Laksamana Malahayati, Cut Nyak Dhien, Cut Meutia, dan Pocut Baren.
• Euforia Hari Pers Nasional 2021 dan Belum Terungkapnya Pelaku Pembakaran Rumah Wartawan
Foto tokoh Aceh lainnya juga dipajang, mulai dari Sultan Iskandar Muda, Panglima Polem, hingga Residen Aceh yang pertama, Teuku Nyak Arif.
Di hall tersebut dipajang juga cover depan dari berbagai buku tentang sejarah Aceh sejak masa pendudukan Belanda hingga setelah kemerdekaan RI.
Di antaranya buku karya Snouck Hurgronje, Mohammad Said, Hoesin Djajadiningrat, Amran Zamzami, dan Henri Kawilarang.
Dalam sejarah UTU, hari syahidnya Teuku Umar baru tahun ini diperingati secara kolosal. Acara semakin semarak karena hampir semua rektor PTN di Aceh ikut hadir.