Berita Kutaraja
Psikolog Ini Beberkan Penyebab Kekerasan Seksual pada Anak, Sebut Semua Orang Berpotensi Jadi Pelaku
Saat ini, terang Endang, kekerasan seksual terhadap anak justru marak dilakukan oleh orang-orang terdekat, bahkan ayah kandungnya sendiri.
Penulis: Misran Asri | Editor: Saifullah
Laporan Misran Asri | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Psikolog UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Aceh, Dra Endang Setianingsih, MPd, Psi menyatakan, semua orang bisa berpotensi jadi pelaku kekerasan seksual terhadap anak-anak.
Saat ini, terang Endang, kekerasan seksual terhadap anak justru marak dilakukan oleh orang-orang terdekat, bahkan ayah kandungnya sendiri.
"Penting dipahami, semua orang itu bisa berpotensi menjadi pelaku. Karena itu, anak-anak kita perlu diawasi dan dikontrol setiap saat, karena mereka kelompok yang sangat rentan menjadi korban," sebut Psikolog Endang.
Ia pun menyebutkan, ada beberapa faktor seseorang itu menjadi pelaku kekerasan seksual, baik itu orang dekat, keluarga, dan orang yang baru dikenal oleh anak.
“Faktor-faktor dimaksud bisa disebabkan oleh pelaku itu senang mengakses tontonan pornografi dan pemakai narkotika,” urainya.
Baca juga: Honda CR-V Facelift, Tampil Lebih Segar dan Fitur Makin Canggih
Baca juga: Pekan Depan, Honda City Hatchback Resmi Meluncur
Baca juga: Tindakan Brutal Militer dan Rasisme Mayoritas dalam Kudeta di Myanmar
Lalu, lanjut Endang, hidup di lingkungan kultur masyarakat yang kerap memberi sanksi kepada pelaku kekerasan seksual sangat ringan.
Faktor lainnya, beber dia, latar belakang si pelaku itu sendiri, di mana ada kecenderungan tersangka kasus kekerasan terhadap anak pernah menjadi korban di masa lalunya.
"Karena proses pemulihan psikologinya mungkin tidak diperoleh hasil yang memuaskan hingga trauma akan kejadian yang pernah dialami itu hilang, sehingga pada akhirnya dia rentan menjadi pelaku kekerasan seksual," terang Endang.
Faktor kekerasan seksual itu terjadi karena selalu ada kesempatan, sehingga anak-anak mudah menjadi incaran.
Lalu, perasaan tidak berdaya sebagai sosok anak menjadikan anak-anak sangat mudah diiming-imingin.
Baca juga: Tindakan Brutal Militer dan Rasisme Mayoritas dalam Kudeta di Myanmar
Baca juga: Selebgram Millen Cyrus Tenggak Obat Agar Mudah Tidur, Dilakukan Sesuai Resep Dokter
Baca juga: Psikolog Sebut Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak-anak oleh Orang Dekat Bagai Fenomena Gunung Es
Lalu, hal yang penting diperhatikan, terang Endang, selama ini kepedulian masyarakat terhadap korban kekerasan seksual, cukup kurang. Justru pelaku kekerasan seksual itu mendapat perlindungan darikeluarga.
"Intinya, perlindungan di tatanan lingkungan kita saling peduli sudah tidak ada lagi," sebut Endang.
Ia juga menyebutkan, hal yang harus dipahami oleh semua orang bahwa dampak kekerasan seksual terhadap anak akan meninggalkan trauma panjang bagi si anak.
Bayang-bayang atas kejadian yang pernah dialaminya itu berupa trauma secara seksual (traumatic sexualization); merasa tidak berdaya (powerlessness); hilangnya kepercayaan anak terhadap orang dewasa (betrayal).