Filipina
Presiden Filipina Rodrigo Duterte Kembali Jadi Sorotan, Perintahkan Tembak Mati Pemberontak Komunis
Instruksi terbaru Duterte ini menimbulkan kekhawatiran akan adanya gelombang baru pertumpahan darah di negara itu.
Ideologi Komunis Sudah Habis
Sementara itu, newsinfo.inquirer.net melaporkan lebih rinci pernyataan Presiden Rodrigo Duterte dalam pertemuan pada Jumat (5/3/2021).
Pertemuan yang berlangsung di Kota Cagayan de Oro itu diikuti unsur pemerintah yang terlibat dalam Satuan Tugas Nasional untuk Mengakhiri Konflik Bersenjata Komunis Lokal (NTF-Eclac) .
Dalam pertemuan itu, Presiden Rodrigo Duterte bersumpah dia tidak mencuri dana pemerintah.
Tapi dia mengakui memiliki banyak kesalahan, salah satunya adalah pembunuhan di luar hukum.
“Pemerintah tidak sempurna,” kata Duterte.
“Kesalahan? Saya? Banyak. Tapi saya tidak mencuri uang,” katanya.
“Saya hanya memiliki kasus pembunuhan di luar hukum,” tambahnya.
Dalam pidatonya selama satu jam yang disampaikan di Bisaya (sebuah kota di Filipina Selatan), Duterte mengomel pada pemberontak komunis.
Ia menuduh para komunis ini memanfaatkan orang miskin di daerah terpencil dan memeras uang.
“Kalian semua bandit. Anda tidak memiliki ideologi,” kata Duterte tentang anggota Tentara Rakyat Baru (NPA), sayap bersenjata Partai Komunis Filipina, yang telah melancarkan revolusi selama lebih dari 50 tahun di kawasan pedesaan.
Baca juga: VIDEO - Pasukan Polisi Wanita Khusus Pemburu Pemberontak Komunis atau Teroris di Turki
Baca juga: Ketua Parlemen Georgia Mengundurkan Diri, Didemo karena Kunjungan Anggota Parlemen Komunis Rusia
Dia mengatakan ideologi pemberontak sudah punah karena "China dan Rusia sudah kapitalis."
Uni Republik Sosialis Soviet (Uni Soviet) runtuh pada puncak pemberontakan damai populer di wilayah Uni Soviet.
Sementara Republik Rakyat Tiongkok (PROC) terus menjalankan jenis pemerintahan sosialis, tetapi telah memeluk ideologi kapitalisme.