Breaking News

Berita Luar Negeri

Melawan Pemberontakan Puluhan Tahun, Presiden Duterte Ambil Langkah Berani: Tumpas Semua Komunis

Awal bulan ini, Ia memerintahkan kepada polisi dan militer negera itu untuk melakukan operasi penumpasan pemberontak komunis.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Biro Komunikasi Presiden Filipina
Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte 

Beberapa pejabat administrasi Duterte juga telah dituduh tanpa pandang bulu karena mengkritik presiden, termasuk anggota akademisi, jurnalis dan aktivis, sebagainya dari komunis.

Baca juga: Presiden Filipina Rodrigo Duterte Kembali Jadi Sorotan, Perintahkan Tembak Mati Pemberontak Komunis

Dengan ancaman terbarunya pada hari Jumat (5/3/2021) itu, sekarang ada kekhawatiran bahwa hal itu dapat memicu lebih banyak kekerasan serupa dengan perang melawan narkoba.

Teddy Casino, seorang aktivis dan mantan anggota Kongres, mengatakan bahwa Duterte seperti presiden gila.

“Ini adalah level orang gila. Bahkan Marcos tidak begitu berani dan brutal (dengan penumpasan ini)" kayanya.

Ferdinand Marcos adalah mendiang diktator Filipina yang dihormati dan disegani Duterte.

Baca juga: Drone Mungil China Pesaing Drone Terkecil AS, Ini Perbandingan Drone Fengniao dan Black Hornet

Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah aktivis, pengacara, dan dokter telah dibunuh oleh pria bersenjata tak dikenal.

Mereka yang terbunuh telah ditandai sebagai simpatisan komunis dan pemberontak komunis yang aktif.

Pada tahun 2020, pemerintahan Duterte juga berhasil mendorong pengesahan Undang-Undang Anti-Teror.

UU itu telah diperingatkan oleh beberapa analis hukum dapat juga digunakan sebagai hukum untuk lebih banyak pemerintah melakukan penumpasan.

Dalam pidatonya pada hari Jumat itu, Duterte mengakui bahwa dia tidak mengerti apa yang sedang diperjuangkan para pemberontak komunis itu.

Baca juga: Filipina Lancarkan Perang Melawan Komunis, Duterte: Lupakan HAM, Itu Perintah Saya

"Anda telah berjuang dalam 53 tahun terakhir dan sekarang, saya sudah memiliki cicit dan Anda masih berjuang," katanya.

“Anda ingin menggulingkan pemerintah? Kamu bahkan tidak punya perahu," ungkap Duterte. 

Dalam kesempatan pertemuan itu, memerintahkan kepada militer dan polisi untuk "membunuh" dan "menghabisi" semua pemberontak komunis

“Lupakan hak asasi manusia. Itu pesanan saya. Saya bersedia masuk penjara, itu tidak masalah, ” kata presiden.

Baca juga: Ternyata Sebelum KLB Digelar, Beberapa Ketua DPC Demokrat di Aceh Ditawarkan Uang Hingga Rp 1 Miliar

PNP mengatakan pada Senin (8/3/2021) bahwa operasi penumpasan itu telah menewaskan 9 orang yang tewas.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved