Potret Pendidikan di Pulo Aceh: Miris, Satu Sekolah Serempak Menjawab tak Ingin Kuliah

Selain faktor malasnya para guru PNS masuk sekolah, juga disebabkan oleh rendahnya minat para siswa dan orang tua siswa.

Penulis: Yocerizal | Editor: Yocerizal
Serambinews.com
Senator DPD RI asal Aceh, HM Fadhil Rahmi Lc, memotivasi para siswa SMAN 2 Pulo Aceh agar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, Rabu (3/3/2021). Para siswa itu sebelumnya serempak menjawab tidak ingin kuliah. 

“Semua siswa berpotensi besar melanjutkan kuliah. Cuma minat siswa untuk sekolah rendah, kesadaran orang tua juga rendah,” ungkap Mufty.

Ternyata, persoalan pendidikan di Pulo Aceh memang tidaklah sederhana.

Baca juga: Ambulans Laut Harus Sepaket dengan Subsidi Operasionalnya

Baca juga: Berikut Jeda Waktu yang Tepat Antara Makan Malam dan Tidur, Juga Aktivitas yang Cocok Sebelum Tidur

Baca juga: Perceraian Meningkat Selama Pandemi, Ekonomi Jadi Penyebab, Psikolog & Komnas Perempuan Beri Solusi

Selain faktor malasnya para guru PNS masuk sekolah, juga disebabkan oleh rendahnya minat para siswa dan orang tua siswa.

Menurut Syech Fadhil, akar permasalahan ini sebenarnya ada pada komitmen, perhatian dan kepedulian pemerintah setempat.

“Pemerintah harus memastikan para guru hadir ke sekolah melaksanakan tanggung jawabnya, serta memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan,” ujar senator asal Aceh ini.

Selain itu, sambung Syech Fadhil, masyarakat Pulo Aceh juga memerlukan contoh atau bukti nyata tentang arti pentingnya pendidikan, dan sepertinya contoh itu yang belum ditemukan.

Warga melihat banyak lulusan perguruan tinggi yang tidak bekerja dan akhirnya pulang kampung untuk melaut.

“Alhamdulillah Sekda Aceh Besar yang dilantik kemarin kabarnya merupakan warga Pulo Aceh,”

Murid-murid di SDN Lampuyang, Pulau Breuh, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Rabu (3/3/2021), tetap belajar meski dalam suasana kehadiran guru yang terbatas. Satu guru di sekolah tersebut harus menangani tiga kelas sekaligus karena banyak guru PNS yang tidak masuk kelas.
Murid-murid di SDN Lampuyang, Pulau Breuh, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Rabu (3/3/2021), tetap belajar meski dalam suasana kehadiran guru yang terbatas. Satu guru di sekolah tersebut harus menangani tiga kelas sekaligus karena banyak guru PNS yang tidak masuk kelas. (Serambinews.com)

“Semoga ini bisa menjadi contoh sekaligus memberi perubahan bagi pendidikan di Pulo Aceh ke depan,” harap Syech Fadhil.

Warga Pulo Aceh, Muhajir, mengakui jika selama ini perhatian pemerintah dan politisi terhadap Pulo Aceh memang sangat rendah.

Namun ia tak menyalahkan siapapun, karena Pulo Aceh memang bukanlah tempat yang menguntungkan secara politis.

“Karena secara matematika-nya, penduduk kita memang minim.”

“Politisi biasanya lebih memilih datang ke tempat yang ramai penduduk demi memperoleh dukungan suara,” kata dia.

Jika benar itu yang menjadi patokan, bisa dipastikan Pulo Aceh ke depan tak akan banyak berubah.

Pulo Aceh akan selalu menjadi potret buram di tengah pesatnya kemajuan pendidikan di Kota Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang.(*)

Baca juga: Prabowo akan Rekrut 25 Ribu Anggota Komponen Cadangan, Syaratnya Berusia 18 hingga 35 Tahun

Baca juga: VIDEO Remaja Ini Rela Nyelam dan Berkumur Pakai Air Septic Tank

Baca juga: Biaya Perpanjangan SIM, Mulai Rp 30 Ribu Sampai Rp 200 Ribuan, ini Rinciannya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved