Berita Bireuen
Melihat Kiprah BUMG Simpang Mulia di Pedalaman Bireuen dalam Membantu Petani
Hadirnya BUMG bukan kehendak dari perangkat desa, tapi kesepakatan masyarakat desa untuk dapat membantu petani.
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Yusmandin Idris | Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Setiap desa di Bireuen atau daerah lainnya telah membentuk Badan Usaha Milik Gampong ( BUMG ) sebagai bagian mengembangkan ekonomi masyarakat, membantu petani atau berbagai Program inovasi lainnya dengan tujuan memajukan desa dan memakmurkan warganya.
Salah satu BUMG di Bireuen tepatnya di Desa Simpang Mulia, Juli Bireuen, Rabu (24/03/2021) dikunjungi anggota DPRK dari Aceh Tamiang, mereka tertarik dengan informasi diperoleh tentang peran BUMG tersebut dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka anggota DPRK Aceh Tamiang ingin mengetahui secara dekat.
Gampong Simpang Mulia, Juli Bireuen berjarak sekitar 5 KM arah barat ruas jalan Bireuen-Takengon atau berjarak sekitar 12 KM arah selatan Bireuen bersisian dengan Krueng Peusangan.
Gampong tersebut salah satu desa yang masih disebut terpencil karena sarana jalan ke desa tersebut rusak parah dan masih ada jembatan gantung, berbagai kebutuhan petani dan masyarakat dibeli di Juli Bireuen.
Menuju ke desa tersebut dapat melalui kawasan Paya Cut tembus ke Gampong Simpang Mulia, atau melalui jalan Teupin Mane, kemudian ke Simpang Jaya naik jembatan gantung ke Gampong Simpang Mulia.
Kepala Desa Simpang Mulia, Juli Bireuen,Nazaruddin kepada Serambinews.com mengatakan, BUMG Makmu Beurata di desanya dibentuk tahun 2017 lalu dengan tujuan membantu warganya dalam berbagai kesulitan di bidang pertanian dan lainnya.
Baca juga: Kapolres Kunjungi Kampung Tangguh di Kecamatan Rikit Gaib, Lepas Bibit Ikan Mas dan Mujair
Baca juga: Besok, Massa di Lhokseumawe Peringati 148 Tahun Perang Aceh Lawan Belanda
Baca juga: Sempat Dilirik Juventus, Diego Costa Pilih Gabung Klub Portugal
Baca juga: Fakta Pembunuhan Gadis Pemandu Karaoke, Pergoki Pacar Mesum di Truk, Tewas Dilindas dan Dirudapaksa
Selain itu, kawasan Simpang Mulia banyak lahan tidur ditumbuhi semak belukar, maka warga sepakat lahan semak belukar dimanfaatkan untuk bidang pertanian.
Hadirnya BUMG bukan kehendak dari perangkat desa, tapi kesepakatan masyarakat desa untuk dapat membantu petani.
Modal awal tahun 2017 dari sumber bantuan dana desa Rp 245 juta, tahun 2018 ditambah lagi Rp 250 juta, tahun 2019 ditambah Rp 101 juta, sedangkan tahun 2020 tidak ada penambahan modal.
Bidang yang dikelola adalah membantu petani berbentuk barang mulai pupuk, benih, alat-alat pertanian sampai kepada ongkos kerja, umumnya tanaman jagung.
Pada toko sebagai pangkalan BUMG Makmu Beurata ditulis menyediakan kebutuhan pertanian dan perkebunan seperti pupuk, benih hibrida, Pestisida dan lain-lain.
Keuchik menjelaskan, luas tanaman jagung yang dikelola kelompok tani dengan anggotanya berjumlah 79 orang mencapai 213 hektar.
Hasil panen rata-rata 4-5 ton hektar. Peran BUMG katanya, pertama meminjamkan modal kerja berbentuk barang, kemudian menampung hasil panen dan menjual ke Medan langsung.
Prinsip yang dikedepankan dalam mengelola BUMG dan pinjaman kepada kelompok tani adalah kebutuhan dan kepercayaan, setiap enam bulan sekali atau saat panen jagung, pengurus BUMG dan masyarakat duduk rapat.
Baca juga: Baru 114 CJH Lhokseumawe yang Sudah Divaksin Covid-19
Baca juga: Seorang Wanita New York Hina Karyawan Toko Roti, Gara-gara Ditegur Tidak Pakai Masker
Baca juga: Awas! Begal Berstatus Pasutri Beraksi di Jalan Sepi, Anak 12 Tahun Jadi Korban, Sepmornya Dirampas
Dalam rapat dikedepankan transparansi, peminjam mengetahui berapa kewajibannya dan juga mengetahui keutungan BUMG.
“BUMG didirikan untuk membantu dan kebutuhan petani, jadi petani juga memanfaatkan bantuan untuk kebutuhan bidang pertanian,” ujarnya.
Disebutkan, sejak didirikan tahun 2017 sampai sekarang pinjaman lancar dan bidang pertanian yang dikelola petani juga lancar.
“Pengembalian pinjaman dari petani lancar mungkin sekitar 10 persen yang menunggak itupun ada sebabnya setelah dipelajari,” ujarnya.
Kehadiran BUMG prinsip utama adalah membantu petani untuk mengelola sektor pertanian utamanya menanam jagung dan palawija lainnya.
Gampong Simpang Mulia luasn
ya mencapai 1.600 hektar tersebar di empat dusun yaitu Dusun Panton Bili, Leubok Puntong, Kaye Unoe dan Dusun Geuud Ji’ee.
Jumlah penduduk menurut data terakhir sebanyak 72 kepala keluarga, jumlah jiwa mencapai 246 jiwa terdiri dari laki-laki 128 jiwa dan perempuan 118 jiwa.
Baca juga: Mahasiswi Sembunyikan Bayi di Lemari, Alami Pendarahan Usai Melahirkan, Hasil Hubungan Gelap
Baca juga: Kemenkumham Diseminasi Perlindungan Kekayaan Intelektual di Aceh Utara, Begini Cara Dapat Hak Paten
Baca juga: Lagi, Pemkab Bekukan Izin Lingkungan Pabrik Sawit di Nagan Raya, Ini Sebabnya
Pada Rabu (24/03/2021) anggota DPRK Aceh Tamiang berkunjung ke desa tersebut, ketua komisi II DPRK Aceh Tamiang, H Saiful Sofyan dalam pertemuan di depan kantor BUMG yang bersebelahan dengan kantor kepala desa mengatakan, kehadiran mereka ke desa tersebut dalam rangka kunjungan kerja.
Memilih lokasi kunjungan kerja ke pedalaman Bireuen karena mendapa informasi salah satu BUMG di Juli Bireuen sukses menggerakkan petani dan mampu membantu petani dalam hal menanam jagung.
“Kami ingin melihat secara dekat usaha BUMG dan tanaman jagung, sebagai bagian untuk menambah pengetahuan yang mungkin dapat diaplikasikan ke Aceh Tamiang,” ujarnya.(*)