Sekretaris Badan Litbang Kemendagri, Dr Kurniasih: Litbang adalah Think Tank dan Strategis
Sekretaris Badan Litbang Kemendagri, Dr Kurniasih MSi, menegaskan, lembaga litbang saat ini memiliki peran strategis dalam menghadapi tantangan....
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Badan Litbang Kemendagri, Dr Kurniasih MSi, menegaskan, lembaga litbang saat ini memiliki peran strategis dalam menghadapi tantangan di era industri digital baik di pusat maupun di daerah, yaitu sebagai lembaga profesional yang bersifat akademis dalam organisasi Pemda, sebagai “think tank” yang kritis untuk menyikapi dinamika dan permasalahan yang berkembang di daerah dan sebagai perangkat daerah yang fleksibel dan universal, dapat memasuki ruang kerja lintas sektor dan urusan.
Dr Kurniasih menyampaikan hal itu dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penelitian dan Pengembangan, Kamis (25/3/2021). Rakor dihadiri Kepala Bappeda Kabupaten/Kota seluruh Aceh, berlangsung di Banda Aceh dan disiarkan secara virtual.
Rakor diisi pemaparan para narasumber dan diskusi. Nara sumber dari Jakarta Sekretaris Badan Libang Kemendagri, Dr Kurniasih MSi. Sedangkan narasumber dari Aceh, Dr Anton Widyanto dari Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan (Puslitpen) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Ar-Raniry Banda Aceh, dan Dr Srinita dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.
“Kami di Kemendagri kerja litbang sekarang ini sangat berubah dengan yang sebelumnya. Sekarang, Mendagri selalu membutuhkan kajian cepat dari litbang sebelum mengeluarkan keputusan. Sekarang kami masuk jam 8 pagi pulang jam 8 malam,” kata Kurniasih terhadap perubahan kerja litabng di kemendagri.
Ia mengharapkan perubahan itu juga berlangsung di seluruh daerah. “Orang Bappeda adalah orang yang melakukan ramalan didasarkan penelitian, di swasta, litbang adalah think tank. Tidak ada kebijakan sebelum ada kajian litbang,” tukas Kurniasih.
Menyinggung tentang anggaran, Kurniasih menyebutkan bahwa saat ini ada aturan agar anggaran litbang 0,13 persen dari APBA dan 0,15 persen dari APBK. Ia secara nasional, anggaran untuk litbang masih rendang dibanding negara lainnya.
Namun Kurniasih menekankan, bahwa besarnya anggaran bukan satu-satunya faktor menentukan keberhasilan. “Sebab yang diperlukan juga adalah inovasi dan kreativitas, keluar dari rutinitas,” tukasnya.
Ia mendorong bagian litbang di Aceh untuk memainkan peran penting itu dalam rangka menyusun dan merencanakan program pembangunan, termasuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi daerah secara cepat dan tepat.(*)
Baca juga: Ayah yang Cabuli 5 Putri Kandung di Medan Meninggal, Korban Pencabulan Ada yang Masih Balita
Baca juga: Pencemaran Limbah, Lagi Pemkab Bekukan Izin Lingkungan Pabrik Sawit di Nagan Raya
Baca juga: Tegas! Pemkab Bekukan Izin Lingkungan Pabrik Sawit di Nagan Raya Gegara Terlibat Pencemaran Limbah