Breaking News

Corona Serang Dunia

Apa Itu Virus Corona E484K 'Eek'? Sudah Ditemukan di Indonesia dan Jepang Siap Lockdown

Munculnya mutasi varian virus corona jenis baru, E484K 'Eek' di sejumlah negara telah membuat masyarakat khawatir.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
kolase tribunkjabar/pixabay.com
ilustrasi batuk karena terserang covid-19 - Indonesia Deteksi Satu Kasus Varian Corona Jenis Baru E484K 'Eek', Hingga Jepang Siap Lockdown 

Kasus-kasus itu ditemukan di sekitar wilayah Bristol.

Baca juga: 13 Negara Timur Tengah Diserang Virus Corona Varian Baru Lebih Mematikan

Selain itu, mereka juga menemukan 40 kasus infeksi virus corona asli yang membawa mutasi E484K di daerah Liverpool.

Terkait temuan-temuan ini, otoritas kesehatan Inggris pun meningkatkan pelacakan kontak, analisis laboratorium, dan pengetesan di area yang terdeteksi.

Lebih menular

Dikutip dari FT.com, mutasi varian E484K dapat mengubah permukaan protein lonjakan yang digunakan virus untuk memasuki sel manusia.

Dampak perubahan bentuk ini mempersulit sistem kekebalan untuk mengenali dan menghancurkan virus.

Mutasi E484K yang sama hadir pada varian P.1 yang mendorong lonjakan Covid-19 di Brasil.

Terlepas dari kemampuannya yang meningkat untuk menghindari pengenalan oleh sistem kekebalan, E484K membuat Sars-Cov-2 lebih menular dengan mengikat lebih dekat ke “reseptor” virus dalam sel manusia.

Melemahkan respons imun

Profesor mikrobiologi klinis Universitas Cambridge Ravindra Gupta mengatakan, E484K 'Eek' ini juga dapat memperkuat virus melewati pertahanan kekebalan tubuh.

Varian Corona B.1.1.7 dan E484K yang baru secara substansial meningkatkan jumlah antibodi serum yang diperlukan untuk mencegah infeksi sel.

Baca juga: Mengenal VOC 202012/01, Varian Corona Jenis Baru Hingga Pemerintah RI Tutup Pintu untuk WNA

Karena itu, kombinasi ini diperkirakan bisa jauh lebih mematikan dibandingkan varian Corona sebelumnya.

Sementara itu, Lawrence Young, ahli virologi dan profesor onkologi molekuler di Universitas Warwick, Inggris memberikan pandangan senada.

Dia mengatakan, mutasi E484K dapat melemahkan respons imun dan memengaruhi umur dari respon antibodi penetral.

"Jadi, varian B.1.1.7 yang membawa mutasi E484K mungkin lebih berdampak lebih parah ketika seseorang terinfeksi ulang," kata dia.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved