Berita Aceh Tengah

Kisah Janda Miskin di Aceh Tengah, tak Lagi Tinggal di Rumah Reot, Rusiah Sumringah Sambut Ramadhan

Bagi Rusiah (43), bulan Ramadhan kali ini, dipastikan akan sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Karena dia tak lagi tinggal di rumah reot

Penulis: Mahyadi | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/MAHYADI
Rehab rumah janda miskin - Rusiah menerima peralatan rumah dari anggota DPRA Fraksi PKS, Bardan Sahidi disela acara penyerahan kunci rumah layak huni, Minggu (4/4/2021). 

Kisah Janda Miskin di Aceh Tengah, tak Lagi Tinggal di Rumah Reot, Rusiah Sumringah Sambut Bulan Ramadhan

Laporan Mahyadi | Aceh Tengah

SERAMBINEWS.COM,TAKENGON – Bagi Rusiah (43), bulan Ramadhan kali ini, dipastikan akan sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya.

Kini, warga Kampung Buge Ara, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah itu, tak lagi khawatir rumahnya bocor ketika diguyur hujan.

Janda miskin itu, sebelumnya menempati rumah rumah berukuran  2,5 x 3 meter. Beratapkan supu (rumbia) serta beralaskan tanah.

Di gubuk yang hampir rubuh itu, dia hidup bersama ketiga putrinya.

Baca juga: Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi, Nyatakan Takengon Sudah Memenuhi Syarat Jadi Kota

Berprofesi sebagai buruh tani, jangankan untuk merehab rumah, untuk membiayai sekolah anaknya saja tak mampu.

Dua dari tiga putrinya terpaksa putus sekolah karena tak memiliki biaya. Inen Viona, begitulah warga Desa Buge Ara mengenalnya.

Kampung Buge Ara, merupakan desa yang jauh dari pusat Kota Takengon.

Untuk mencapai daerah penghasil kopi, coklat dan pinang itu, harus ditempuh dengan waktu hampir satu jam setengah perjalanan.

Akses jalan menuju Kampung Buge Ara, sudah relatif baik, meskipun di beberapa titik masih terdapat lubang yang mengganga menyerupai kubangan.

Inen Viona merupakan janda kurang mampu yang harus menghidupi ketiga anaknya setelah ditinggal selamanya oleh suami tercinta empat tahun lalu karena sakit.

Baca juga: Saling Kerahkan Kapal Induk, China di Dekat Taiwan, Amerika Serikat Ke Laut China Selatan

Sebenarnya, Inen Viona memiliki lima orang anak. Salah satu anaknya tidak berumur panjang dan telah meninggal dunia beberapa tahun lalu ketika masih bayi

Sedangkan putri bungsunya, diadopsi oleh saudaranya yang tinggal di Jawa Barat.

Bentuk terima kasih serta penghargaan karena sudah merelakan anaknya di adopsi, Rusiah diberikan sepetak tanah untuk dijadikan tapak rumah.

Di atas tanah pemberian itulah, Rusiah Bersama almarhum suaminya M Yunus mendirikan “istana” berukuran 2,5 x 3 meter.

Ruangan tanpa sekat, dijadikan ruang tamu, tempat tidur serta aktifitas lainnya.

Baca juga: Untuk Wanita Usia 40 Tahun ke Atas, Begini 8 Cara Menurunkan Berat Badan

Kehidupan Rusiah semakin memprihatinkan semenjak ditinggal suami tercinta meninggal dunia empat tahun lalu.

Anak sulungnya, Viona hanya bisa menamatkan sekolah sampai jenjang sekolah dasar.

Sedangkan putri keduanya, Nabila setelah tamat SMP tidak lagi melanjutkan ke jenjang SMA.

“Sekolah SMA nya jauh. Kalau dari sini, jaraknya sampai 10 kilometer, “ kata Rusiah ketika ditemui Serambinews.com, Minggu (4/4/2021) lalu.

Alasan Rusiah tidak menyekolahkan anaknya meski pemerintah telah mengratiskan biaya pendidikan karena tidak mampu membeli sepeda motor untuk transportasi anaknya ke sekolah.

Baca juga: Untuk Umrah dan Shalat di Masjidil Haram, Arab Saudi Hanya Izinkan Jamaah Sudah Divaksin Covid-19

“Mana ada angkutan umum di kampung ini. Makanya, kalau sekolah di SMA kan harus ada honda. Gara gara nggak punya honda, ya nggak bisa sekolah, “ keluhnya.

Saat ini, anak ketiganya Rani masih duduk di bangku kelas tiga SD. Untuk membiayai serta menghidupi keluarganya Inen Viona bekerja serabutan sebagai buruh tani.

“Kadang membantu membersihkan kebun orang, dan mencari ongkosan mengutip kopi. Tapi kalau tidak musim kopi, paling mengupas buah pinang. Lumayan buat biaya makan,” tuturnya.

Tapi kini, Rusiah Inen Viona tidak lagi menetap dirumah layaknya gubuk. Istana mungilnya telah direnovasi oleh dua orang wakil rakyat dari PKS.

Baca juga: Harga Emas Hari Ini Turun Lagi, Berikut Rincian Harga Emas Per Gram Selasa 6 April 2021

Anggota legislatif DPR Aceh, Fraksi PKS, Bardan Sahidi dan anggota dewan DPRK Aceh Tengah, Susilawati, harus rela merogoh kantongnya untuk membantu janda miskin itu.

Biaya patungan antara Badan Sahidi dan Susilawati, menjadikan rumah yang dihuni oleh Rusiah dan putrinya menjadi layak huni.

Rumah Rusiah dibangun secara gotong royong oleh aparat Kampung Buge Ara, bersama warga setempat.

Kini, Rusiah bisa bernafas lega. Apalagi, menjelang bulan puasa tahun ini, Rusiah bisa tidur nyenyak dirumahnya yang sederhana.

Baca juga: Komandan Brimob Meninggal, Begini Kondisi 20 Anggota Polda Maluku Setelah Divaksin AstraZeneca

Bila sebelumnya tidur diatas papan sempengan dilapisi tikar plastik, kini Rusiah sudah bisa merasakan empuknya kasur busa.

Privasinya juga mulai terjaga karena rumah barunya sudah dilengkapi satu ruang kamar tidur serta ada dapur.

“Saya sangat berterima kasih dengan adanya bantuan renovasi rumah beserta bantuan peralatan dalamnya.

Rupanya masih ada orang yang peduli sama kami, dan anak yatim, “ ucap Rusiah dengan mata berkaca-kaca.

Baca juga: Udah Sedia Hadiah Rp 75 Juta, Tapi Istrinya belum Pulang, Suami: Anak Kita Butuh Kasih Sayang Ibu

Badan Sahidi yang menyerahkan kunci rumah layak huni kepada Rusiah didampingi Susilawati di sela kegiatan reses tahap I, tahun 2021, Minggu (4/4/2021) lalu, mengungkapkan jika bantuan renovasi rumah tersebut, dilakukan secara swadaya.

“Mudah mudahan ibu Rusiah dan keluarganya bisa lebih baik di masa yang akan datang.

Terlebih inikan dekat bulan Ramadhan, sehingga sudah bisa menjalankan ibadah puasa tahun ini, dirumah yang sudah layak untuk ditempati,” kata Bardan Sahidi. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved