Berita Internasional
Induknya Mati Ditabrak Kendaraan, Anak Sapi Ini Harus Bermain dengan Binatang Lainnya
Setiap hari, Peanut meminum hingga 16 liter "susu formula khusus anak sapi" yang harganya lebih dari 250 dollar Australia
Setiap hari, Peanut meminum hingga 16 liter "susu formula khusus anak sapi" yang harganya lebih dari 250 dollar Australia
SERAMBINEWS.COM, BROOME - Memiliki pemandangan alam yang indah, membuat Broome, sering jadi tujuan liburan warga Australia.
Keindahan alamnya semakin bertambah dengan adanya sebuah laguna atau danau di dekat pantai itu.
Daerah tu pun menjadi tempat anjing-anjing berenang dengan pemiliknya.
Tapi belakangan ini, mereka juga melihat anak sapi berwarna cokelat dan berukuran kecil bermain di sini.
Namanya adalah Peanut dan dia adalah anak sapi jenis brahmana yang dinamai karena punuk kecil di punggungnya.
Peanut, yang berusia dua bulan, tinggal di pinggiran kota kecil dekat Broome.
Baca juga: AS Setuju Siapkan Sisa Tentaranya Sebagai Pelatih dan Penasihat Pasukan Irak
Ia berbagi tempat tinggal dengan babi, ayam, burung merak, enam ekor anjing, dan pemiliknya, Edward Foy.
"Sejauh ini, dia mengira dia adalah seekor anjing," kata Edward.
"Dia masih belajar dia itu siapa dan apa."
Peanut mengalami awal kehidupan yang sulit sebelum diselamatkan dari pinggir jalan.
"Ibunya mati tertabrak truk atau mobil dan dia mengelilingi sambil mengendus tubuh ibunya," kata Edward.
"Tali pusarnya masih menempel pada Ibunya."
Edward Foy menyelamatkan Peanut dari pinggir jalan, dengan kondisi tali pusar yang masih menempel pada ibunya yang sudah mati.
Baca juga: Diduga Tanpa Ijin, Ditreskrimsus Polda Aceh Amankan 3 Lokasi Tambang di Lhokseumawe
Setiap hari, Peanut meminum hingga 16 liter "susu formula khusus anak sapi" yang harganya lebih dari 250 dollar Australia, atau lebih dari Rp 2,5 juta sebulan.
Tapi menurut Edward, Peanut sebanding dengan harga yang harus mereka bayar.
Anak sapi ini bukanlah hewan peliharaan pertama yang dimiliki keluarga Edward.
"Kami sebelumnya punya sapi peliharaan, namanya Philip," katanya.
"Kami memilikinya selama 26 tahun... dia biasa mengunyah pohon sayuran milik ibu saya."
Seperti sapi lain sejenisnya, Peanut punya potensi untuk terus berkembang hingga mencapai berat 900 kilogram.
Baca juga: Kebakaran di Tanah Abang, 136 Lapak dan 40 Kios Ludes Terbakar, Ini Penyebabnya
Tapi Edward mengatakan Peanut tidak bertingkah laku seperti sapi pada umumnya, mungkin karena cara ia dibesarkan.
"Ia belum pernah melihat sapi lain sebelumnya, jadi mungkin dia berpikir seekor anjing dan dia punya kepribadian yang sama dengan seekor anjing," kata Edward.
"Biasanya saya berjalan bersamanya menyusuri pantai dan dia akan mengikuti saya sepanjang jalan saat saya pergi mencari ikan."
Peanut senang berenang dengan pemiliknya dan anjing-anjing lainnya.
Saat nanti Peanut tumbuh dewasa, tanduknya bisa membahayakan.
Baca juga: Dokter di Rumah Sakit Jamaika Menggunakan Rempah Jenis Ini untuk Melawan Virus Corona
Tapi Edward mengatakan dia akan merasa bersalah jika harus mencabutnya dan kini punya solusinya.
"Saya akan menggunakan dua stik pelampung berenang dari busa dan menempelkannya di kedua tanduknya," katanya.
"Jadi saat dia menanduk kita, akan terasa seperti karet lembut."
"Semoga di masa depan saya bisa menungganginya melewati toko minuman," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Peanut, Anak Sapi yang Merasa Dirinya Anjing Usai Induknya Tewas Ditabrak"