Berita Aceh Tamiang
Gawat! Sheet Pile Jembatan Rantau Patah dan Material Hilang, Titi Kuning Bisa Roboh Sewaktu-waktu
Kerusakan Titi Kuning atau Jembatan Rantau di Aceh Tamiang semakin parah menyusul patahnya sheet pile dan hilangnya sebagian material lantai jembatan.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Saifullah
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Kerusakan Titi Kuning atau Jembatan Rantau di Aceh Tamiang semakin parah menyusul patahnya sheet pile dan hilangnya sebagian material lantai jembatan.
Warga berharap ada penanganan serius agar jembatan yang sudah berusia 51 tahun tersebut tidak roboh.
Kerusakan ini terlihat jelas pada bagian sheet pile yang patah pada bagian atas. Sheet pile ini berada persis di bawah jembatan, sehingga gerusan air dikhawatirkan melemahkan pilar pondasi jembatan.
“Setiap banjir selalu terjadi longsoran baru, lebar sungai terus bertambah, termasuk sheet pile yang patah sudah dilewati air,” kata Kepala Mukim Rantau, Miswan Zainal, Senin (12/4/2021).
Miswan mengungkapkan, awalnya lebar sungai hanya seluas tiga kolom jembatan. Namun abrasi yang selalu terjadi pada musim hujan membuat lebar sungai terus bertambah hingga kini menjadi tujuh kolom jembatan.
Baca juga: Pengamatan Hilal di Aceh Tertutup Awan, Sidang Itsbat Tetapkan 1 Ramadhan Jatuh pada Selasa Besok
Baca juga: Ancam Karyawan Toko, Pria di Lhokseumawe Diperiksa Polisi, Dalam Tasnya Ditemukan Barang Ini
Baca juga: VIDEO Truk Bermuatan Rokok Ilegal Asal Jambi Ditangkap di Perbatasan Aceh Tamiang
Menurutnya, potensi lebar sungai ini semakin bertambah sangat terbuka, mengingat tebing sungai sudah terlihat tidak kokoh.
“Lihat saja sendiri, dinding sungai sudah retak, kalau ada banjir lagi, retakan ini pasti terbawa arus sungai,” ujarnya.
Kondisi tidak kalah memprihatinkan, disebutnya, terjadi pada lantai sungai yang terancam ambruk.
Pasalnya, besi silang sebagai penyangga lantai jembatan sudah hilang semuanya.
“Dulu semuanya ada besi silang di bawah ini, sekarang lihat saja, sama sekali tidak ada. Hilang semuanya,” ujarnya.
Baca juga: VIDEO Meski Dilarang Bupati, Tradisi Meugang Ramadhan 1442 H di Abdya Tetap Semarak
Baca juga: Kendaraan Antre Isi Pertamax Saat Hari Makan-makan Sambut Ramadhan di Abdya, BBM Lain Kosong
Baca juga: Asisten I Ikut Rakor Keamanan dan Penegakan Hukum Jelang Ramadhan dan Idul Fitri 1442 H
Miswan berharap, Pemerintah Aceh mencurahkan perhatiannya untuk mengatasi persoalan ini sebelum titi yang diresmikan tahun 1971 itu roboh.
Dia mengingatkan, kalau titi kuning ini merupakan jembatan utama yang menghubungkan tiga kecamatan, Bendahara, Rantau, dan ibu kota Karangbaru.
“Dulu ketika Pertamina mengalami blow out (semburan liar), titi ini menjadi jalan utama, termasuk yang dari Kota Kualasimpang lewat sini,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, jembatan tersebut dibangun Pertamina dan diresmikan oleh Direktur Utama PN Pertamina, Letjen H Dr Ibnu Soetowo pada 17 April 1970.