Internasional

Mantan Anggota Parlemen Myanmar Umumkan Pendirian Pemerintahan Bayangan

Sebuah "parlemen" yang bekerja dalam persembunyian untuk menggulingkan junta Myanmar dari kekuasaan mengumumkan pemerintahan bayangan baru.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Para biksu berjalan di jalanan yang tampak lengang dari aktivitas di Yangon, Myanmar, Jumat (16/4/2021). 

SERAMBINEWS.COM, YANGON - Sebuah "parlemen" yang bekerja dalam persembunyian untuk menggulingkan junta Myanmar dari kekuasaan mengumumkan pemerintahan bayangan baru.

Dengan pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi di pucuk pimpinannya bersama politisi etnis minoritas.

Negara ini berada dalam kekacauan sejak militer menahan Suu Kyi dan merebut kekuasaan, yang memicu pemberontakan besar-besaran yang ingin ditumpas oleh junta dengan kekuatan mematikan.

Selain menuntut kembalinya demokrasi, pengunjuk rasa juga semakin menyerukan peran pemerintahan bagi kelompok minoritas negara.

Telah lama melihat suara mereka terpinggirkan oleh mayoritas etnis Bamar.

Komite Mewakili Pyidaungsu Hluttaw (CRPH) sekelompok anggota parlemen yang sebagian besar dari partai Suu Kyi berusaha memerintah bawah tanah melalui parlemen bayangan.

Baca juga: Kantor HAM PBB Menilai Konflik Myanmar Bakal Seperti Suriah

Mereka mengumumkan pada Jumat (16/4/2021), seperti dilansir AFP.

Membantu apa yang disebut "Pemerintah Persatuan Nasional" adalah Suu Kyi, dalam posisinya sebagai Penasihat Negara.

Presiden Win Myint - yang juga berada dalam tahanan rumah dan menghadapi rentetan tuntutan dari junta.

Mereka diapit oleh seorang wakil presiden yang merupakan etnis Kachin dan seorang perdana menteri yang merupakan etnis Karen, kata Min Ko Naing, seorang pemimpin demokrasi terkemuka.

dDalam pidatonya di halaman Facebook resmi CRPH.

“Kami telah menyelenggarakan pemerintahan yang memiliki jumlah etnis minoritas terbesar,” katanya.

Daftar menteri yang ditunjuk juga termasuk para pemimpin terkemuka dari kelompok etnis Chin, Shanni, Mon, Karenni dan Ta'ang.

Para politisi dipilih berdasarkan hasil pemilu 2020, masukan dari gerakan protes anti-kudeta nasional, dan kelompok etnis minoritas.

Termasuk pemberontak bersenjata di wilayah perbatasan negara, kata Min Ko Naing.

Baca juga: Pengungsi Myanmar Bangun Kamp Rahasia di Perbatasan India, Khawatirkan Dideportasi

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved