Wawancara Khusus
Vaksin Nusantara, Pemerintah Harus Jadi Tut Wuri Handayani
EKS Menteri Kesehatan era pemerintahan Siti Fadilah Supari meminta pemerintah untuk Tut Wuri Handayani dalam menanggapi vaksin Nusantara
Banyak kemarin, saya tidak hafal. Banyak banget. Umur tidak termasuk. Kemarin ada yang masih berumur 30 tahun ada, 40 tahun ada. Sesuai data.
Detailnya bagaimana saat vaksinasi?
Saya tidak bisa menjelaskan detail proses itu. Yang jelas darah saya diambil 40 CC. Detailnya panjang banget. Jadi setiap datang kita dikasih berkas, suruh baca. Inclusion kriterianya apa, exclusion kriterianya apa, semua persis kayak penelitian kalau saya mengatakan.
Berapa lama saat vaksinasi?
Mungkin setengah jam sampai 1 jam itu kayak briefing. Apa yang mau ditanyakan dengan berkas-berkas itu. Kemudian mengisi nama, data diri dan seterusnya. Terakhir diambil darahnya 40 CC. Diperiksa fisiknya, diperiksa tensi, kemudian segala macam. Setelah diambil darahnya tidak ada pantangan apapun. Sama sekali tidak. Normal saja.
Kalau mau daftar jadi relawan vaksin Nusantara?
Daftarnya ke Pak Terawan. Kayaknya sih sudah penuh. Kemarin keponakan saya juga mau daftar, jumlahnya kan yang mau ikut kan 53 orang. Kenapa baru sekarang, you kan sudah divaksin tidak boleh.
Vaksin Nusantara sudah pernah uji klinik ke hewan?
Saya tidak tahu itu. Saya tahu dari berita saja, tahu dari tulisan saja. Menurut saya itu (uji klinik pada hewan) engga penting, karena itu sudah dikerjakan untuk kanker. Ngapain di hewan lagi?
BPOM mengungkapkan komponen-komponen vaksin Nusantara impor. Bagaimana tanggapan Anda?
Emangnya apa salahnya kalau impor? Pemikiran dari Terawan, barang-barang itu masih diimpor tidak apa, tapi tetap produksi Indonesia. Kita kan negara berdaulat, bisa dong bekerja sama dengan negara asing, kita harus bekerja sama. Tetapi sesama negara-negara berdaulat. Kalau kerjasama jangan berada di bawahnya, harus sejajar. Secara transparan, setara dan fair atau adil. Boleh tidak masalah. Emangnya Sinovac dari mana? China. Astrazenaca dari mana? Eropa. Pfizer dari mana? Vaksin Nusantara malah alat-alatnya masih pretelan.
Lah Astrazenaca sudah penuh dari luar. Mohon maaf, engga apa (impor). Tetap karya anak bangsa, tidak mengurangi. Itu karya anak bangsa.(tribun network/denis destryawan)