Pemuda Pulo Aceh Tolak Wacana Lapas Narkoba: Jangan Samakan Kami dengan Nusakambangan

“Kami warga Pulo Aceh menolak keras pembangunan lapas narkoba di Pulo Aceh,” tegas Muhajir.

Menurutnya, akan banyak efek negatif dirasakan warga Pulo Aceh jika rencana tersebut diwujudkan.

Di antaranya akses keluar masuk Pulo Aceh tak lagi sebebas sekarang, ruang gerak masyarakat terbatas, terlebih jika ada narapidana yang kabur atau penyelundupan narkoba ke dalam lapas.

“Jika hal itu terjadi, apakah orang dari luar akan tertarik ke Pulo Aceh?"

"Kami rasa tidak ada yang tertarik, orang luar akan lebih tertarik ke Sabang atau dinasti wisata lain yang pengawasannya tidak begitu ketat,” imbuhnya.

Muhajir mengaku sangat kecewa dengan usulan Wabup Aceh Besar tersebut, yang terkesan menganaktirikan Pulo Aceh dengan menjadikannya sebagai tempat pengasingan.

“Kata-kata ingin menjadikan Pulo Aceh sebagai tempat pengasingan sangat menyakiti hati kami,” imbuhnya.

Muhajir menegaskan, yang dibutuhkan masyarakat Pulo Aceh hari ini bukanlah lapas narkoba, tetapi fasilitas kesehatan, pendidikan dan transportasi yang memadai.

Untuk itu, ia menyarankan Wabup Aceh Besar agar mencari tempat lain untuk lokasi lapas narkoba.

“Jangan membangun lapas narkoba ditempat kami tinggal Pak, jangan samakan kami dengan Nusakambangan,” pungkasnya.

Di akhir pernyataannya, Muhajir kembali menegaskan apa sebenarnya yang dibutuhkan masyarakat Pulo Aceh.

“Kami ulangi Pak Wabup, warga Pulo Aceh tidak butuh infrastruktur lapas narkoba, yang kami butuhkan adalah infrastruktur kesehatan, pendidikan dan transportasi yang memadai,” demikian Muhajir.(*)

Baca juga: Pulo Aceh di Tengah Cerita Tak Berujung

Baca juga: Potret Pendidikan di Pulo Aceh dan Tangisan Guru Honorer: Kalau Bukan Kami, Siapa Lagi yang Peduli?

Baca juga: Pasien Melahirkan asal Pulo Aceh Dirujuk dengan Boat Nelayan, Dewan Tagih Janji Pemkab Aceh Besar