Berita Banda Aceh
Harga Jeruk di Banda Aceh Capai Rp 40.000/Kg, Ternyata Ini Penyebabnya
“Lihatlah, biasanya di mana-mana orang yang jualan jeruk. Tapi sekarang sedang susah sekali mendapatkan jeruk. Jeruk langka, karena sedang tidak musim
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Nurul Hayati
“Menurut mereka, harga jeruk naik karena memang sedang tidak musim jeruk di Sumut,” kata Sri Kurniati, pedagang asal Jawa Barat yang merantau ke Banda Aceh.
Pedagang lainnya yang ditanyai Serambinews.com di Pasar Buah Peunayong juga mengaku sudah seminggu tak berjualan jeruk.
Baca juga: Banyak Orang Takut Mandikan dan Kafani Jenazah Selama Covid 19, DSI Aceh Beri Pelatihan Tajhiz Mayat
“Di bulan puasa ini permintaan jeruk sebetulnya tinggi. Tapi masalanya jeruk sedang langka, karena sudah dua minggu tak masuk jeruk dari Medan. Kalaupun sesekali ada, harganya mahal sekali. Hanya dengan harga jual 40.000 rupiah per kilo, barulah kita dapat untung. Itu pun tipis sekali,” kata Razali (34), pedagang buah di kawasan Peunayong.
Dalam keadaan normal, biasanya ramai pedagang buah di lintasan Teuku Panglima Nyak Makam, Lampineung, yang berjualan jeruk.
Demikian pula di kawasan Meunasah Manyang yang tak jauh dari Kantor Redaksi Harian Serambi Indonesia.
Saking banyaknya, jeruk berbagai ukuran terkadang digelar di atas terpal atau plastik di pinggir jalan.
Tapi dalam seminggu terakhir, pemandangan seperti itu tak lagi terlihat, baik di Banda Aceh maupun pinggiran Aceh Besar.
Sementara itu, jeruk keprok asal Aceh Tengah dan Bener Meriah yang sesekali dijual di Banda Aceh juga sama sekali tak terlihat di Banda Aceh dalam dua pekan terakhir.
Setelah dicek ke pasar, kelangkaan jeruk keprok di Pasar Lambaro, Aceh Besar, ternyata juga sama penyebabnya dengan jeruk madu, yakni karena sedang tidak musim.
Seorang notaris di Aceh Besar yang berlibur satu keluarga ke Takengon Sabtu-Selasa lalu saat pulang ke Banda Aceh mengaku tidak berhasil membawa sekilo pun oleh-oleh jeruk keprok, meski banyak temannya yang memesan.
Baca juga: Pemkab Pidie Jaya Santuni dan Serahkan Sembako untuk Tenaga Harian Lepas Lumpuh Asal Trienggadeng
“Saya gagal mendapatkan jeruk keprok di sejumlah pasar di Takengon, karena memang sedang tidak musim,” kata Hj Siti Rahmah MKn, sang notaris tersebut, Kamis (29/4/2021) siang.
Untungnya di Takengon ia masih mendapatkan beberapa kilo jeruk madu asal Berastagi dengan harga Rp 25.000/kg.
“Oleh-oleh untuk teman-teman saya terpaksa diganti dengan jeruk madu. Mereka akhirnya senang juga dan bersyukur karena ternyata di Banda Aceh sedang krisis jeruk Berastagi,” demikian Siti Rahmah. (*)