Berita Aceh Singkil

Kuburan Ayahanda Mufti Agung Kesultanan Aceh di Pinggir Sungai Lae Cinendang Aceh Singkil

Syekh Abdurrauf As Singkily, merupakan Mufti Agung Kesultanan Aceh Darussalam semasa Sultanah Syafiatuddin Tajul Alam...

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Jalimin
For Serambinews.com
Kompleks Makam Ali Fansuri ayahanda Syekh Abdurrauf As Singkily di Tanjung Mas, Simpang Kanan, Kabupaten Aceh Singkil. 

Berdasarkan Buku Jejak Syekh Abdurrauf di Tanah Kelahirannya yang disusun Tim Bappeda Aceh Singkil tahun 2020, pada kira-kira medio 1001 Hijriah atau 1592 Masehi, dari Fansur keluarga Syekh Abdurrauf hijrah ke Kerajaan Suro dan menetap hingga akhir hayatnya.

Baca juga: Harga Daging di Banda Aceh dan Aceh Besar Bergerak Naik

Perkiraan tahun kedatangan Ali al-Fansuri di Kerajaan Suro, sama dengan tahun kelahiran Syekh Abdurrauf. Sebab Syekh Abdurrauf lahir tak lama ketika orang tuanya sampai di Kerajaan Suro.

Ayahanda Syekh Abdurrauf dari Fansur, bersama Syekh Hamzah Fansuri, masuk ke pedalaman Aceh Singkil melalui muara Singkil Lama. Muara Singkil Lama, berada di sebelah barat Singkil, ibu kota Kabupaten Aceh Singkil, yang dikenal sebagai kota pelabuhan maju pada masanya.

Dari Singkil Lama, melanjutkan perjalanan dan berpisah di pertemuan sungai Cinendang dan sungai Soraya di sekitar Kampung Pemuka Lama, Kecamatan Singkil. Hamzah Fansuri menuruskan perjalanan ke sungai Soraya, hingga bermukim di Oboh, Kota Subulussalam.

Sedangkan Ali al-Fansuri meneruskan perjalan ke sungai Cinendang hinga sampai di Kerajaan Suro dekat pinggir sungai di kawasan Simpang Kanan.

Versi lain menuturkan Ali al-Fansuri ke Kerajaan Suro, datang dari arah hulu sungai Cinendang. Kemudian terus turun ke hilir sampai di Kerajaan Suro.

Sebelum menetap di Kerajaan Suro, ayahanda Syekh Abdurrauf, pernah tinggal di Kuta Dukhu, Pakpak Bharat. Dari Kuta Dukhu, keluarga Syekh Abdurrauf, melanjutkan perjalanan melalui jalur sungai hingga sampai di Kerajaan Suro.

Baca juga: VIDEO Niat Zakat Fitrah Untuk Sendiri dan Keluarga, Simak Ulasan Ulama Aceh

Sebagai muballig, Ali al-Fansuri pandai bergaul. Ia cepat menguasi bahasa Singkil, sehingga mudah menarik hati masyarakat lokal.

Lantaran pandai bergaul Ali al-Fansuri diangkat saudara oleh warga lokal bermarga Cibro atau Limbong. Itu pulalah ada yang beranggapan ia memiliki marga sehingga peninggalan Syekh Abdurrauf berupa tongkat dan Al Quran tulisan tangan saat ini dipegang marga Cibro.

Zaman Belanda, Kerajaan Suro disebut Van Suri. Pengaruh dialek warga lokal, Suri berubah penyebutan menjadi Suro. 

Kerajaan Suro, berada di seberang pemukiman Desa Tanjung Mas, Kecamatan Simpang Kanan, Kabupaten Aceh Singkil. Bekas Kerajaan Suro, kini masuk dalam wilayah Desa Tanjung Mas.

Syekh Abdurrauf diketahui memiliki keturunan sedarah. Suadaranya Aminuddin meninggal saat masih lajang. Saudaranya yang lain Alufani merantau ke tanah Gayo tidak terdengar kabarnya.

Dalam cerita rakyat Syekh Abdurrauf pernah mencari ikan Temabu Lae Perira untuk istrinya yang sedang hamil. Tetapi kisah itu putus sehingga tidak diketahui anak keturunan yang dalam kandungan sang istrinya.(*)

Baca juga: Alhamdulillah! Ketiban Berkah Ramadhan, Harga Sawit di Aceh Singkil Terus Melejit

Baca juga: Cerita Masa Lalu Sebelum Jadi Artis, Natasha Wilona Sempat Tak Bisa Makan hingga Konsumsi Sayur Sisa

Baca juga: VIDEO Niat Zakat Fitrah Untuk Sendiri dan Keluarga, Simak Ulasan Ulama Aceh

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved