Gempa Bumi Bermagnitudo 6,7 Kagetkan Warga Pulau Nias, BNPB Imbau Masyarakat Siap Siaga
Gempa bumi dengan magnitudo (M) 6,7 mengagetkan masyarakat di Pulau Nias, Provinsi Sumatera Utara
Wilayah pantai di Pulau Nias kembali terdampak gempa waktu itu.
Selanjutnya pada 1861, gempa besar M8,5 yang terjadi di barat daya Sumatera memicu terjadinya tsunami.
Beberapa wilayah terdampak tsunami, seperti Pulau Nias dan sekitarnya.
Berdasarkan BMKG, Gunung Sitoli mengalami serangan tsunami parah.
Baca juga: Ini Senjata Andalan Israel Lawan Ribuan Roket Hamas, Setiap Diaktifkan Harus Bayar Rp 711 Juta
Dikutip dari katalog tsunami, awalnya air laut surut sejauh 32 m, kemudian kembali dengan kecepatan yang sangat tinggi dan menghancurkan sejumlah desa di pantai.
Peristiwa itu mengakibatkan banyak penduduk setempat meninggal dunia.
Pada 1896 gempa bumi dengan M6,8 kembali mengguncang barat daya Sumatera, khususnya Pulau Nias.
Digambarkan pada tahun itu, sekitar satu jam pascagempa air bah data dan 6 jam kemudian terjadi lebih dahsyat menerjang Gunung Sitoli.
Gempa M6,7 yang terjadi pada hari ini, Jumat (14/5), pukul 13.33 WIB, juga dirasakan masyarakat di wilayah administrasi lain di Pulau Nias, yaitu Kabupaten Kabupaten Nias, Nias Barat dan Nias Selatan.
Baca juga: Petugas Ambulans India Buang Puluhan Mayat Korban Covid-19 ke Sungai
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis parameter III – IV MMI di wilayah Kota Gunung Sitoli, Kabupaten Nias, Nias Barat dan Nias Selatan.
Skala MMI atau Modified Mercalli Intesity merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa.
Berdasarkan informasi BMKG, IV MMI mendeskripsikan gempa dirasakan banyak orang yang berada di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah, serta gerabah pecah, jendela dan pintu berderik dan dinding berbunyi.
Sejarah berulangnya gempa mendorong kesiapsiagaan nyata dari setiap individu dalam lingkup keluarga. Kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi dan tsunami perlu dipersiapkan sejak dini oleh keluarga.
Keluarga harus memiliki rencana kesiapsiagaan keluarga karena setiap keluarga memiliki karakteristik berbeda, seperti konstruksi bangunan rumah, kapasitas keluarga dalam kebencanaan, keadaan fisik setiap anggota keluarga atau lokasi rumah.
Baca juga: Pantas Tidak Takut, Ternyata Hamas Punya Persediaan Roket 14.000 Unit, Mampu Serang Israel 2 Bulan
Rencana darurat keluarga dapat disusun dengan panduan orang tua atau orang dewasa di dalam keluarga.